Seorang perempuan Australia berusia 58 tahun dengan nama 'Haughty Chicken' menjadi wajah baru perempuan yang bermain 'game' di internet, industri yang semakin berkembang.
Selama ini mungkin Anda mengira permainan 'game' di internet kebanyakan adalah remaja putra atau pria muda.
BACA JUGA: Angka Penularan Virus Corona di Indonesia Naik Lagi, Ada Kekhawatiran yang Terburuk Bisa Terjadi
Namun sebenarnya semakin banyak perempuan yang melakukannya, hanya saja mereka tidak banyak mendapat perhatian.
'Haughty Chicken' mengatakan ia mulai bergabung 'game live streaming' ketika terjadi 'lockdown' di Melbourne akibat pandemi COVID-19 di tahun 2020.
BACA JUGA: Kamera Tersembunyi Mewabah di Korea Selatan, Kaum Hawa Selalu Dihantui Ketakutan
Tantangan pertama yang dihadapinya adalah mencari nama alias yang mudah diingat.
"Seorang seniman menggambar seekor ayam mengenakan stelan jas, dan saya berpikir 'oh konyol sekali gambar itu. Namun juga terlihat gagah [haughty]," katanya.
BACA JUGA: Berapa Uang yang Dibutuhkan Warga Australia untuk Hidup Nyaman Setelah Pensiun?
"Dan saya berpikir haughty chicken bisa menjadi nama yang bagus, mungkin tidak ada yang suka, tapi saking begitu konyolnya mungkin semua orang akan suka." Suasana 'lebih santai dan menyenangkan'
Dengan nama itu, sekarang 'Haughty Chicken' sudah memiliki 10 ribu pengikut di platform 'Twitch', sekaligus jadi mitra bagi platform tersebut.
Dia mengenakan dasi kupu-kupu berwarna merah saat tampil di layar, ketimbang hanya gambar ayam yang awalnya jadi avatarnya.
"Khususnya di masa pandemi saya menyadari betapa pentingnya bagi orang saling terhubung dan punya tempat yang aman," katanya.
"Dan saya mengatakan tempat yang aman, karena saat saya pertama kali mencari tahu soal Twitch, saya menemukan banyak tempat yang berbahaya, melecehkan perempuan, atau bentuk game yang sudah tidak saya lakukan lagi."
Perempuan seperti 'Haughty Chicken' semakin banyak dalam permainan game online video di Australia.
Data dari Laporan Digital Australia tahun 2020 mengatakan perempuan berusia di atas 18 tahun sekarang berjumlah sekitar 47 persen dari keseluruhan pemain game.
Dan penelitian terbaru dari Nielsen menunjukkan perempuan mengambil porsi 59 persen dari 1,8 miliar jam yang dihabiskan warga Australia bermain video games di tahun 2020.
Ini termasuk semua jenis permainan, mulai dari mereka yang bermain game gratis di ponsel sampai ke pemain profesional di platform seperti 'Fortnite', permainan yang melibatkan banyak orang.
Dr Selen Türkay adalah pengajar di bidang ilmu komputer di Queensland University of Technology yang juga melakukan penelitian mengenai sejarah perkembangan komunitas 'gaming' di Australia.
"Perempuan menghadapi halangan untuk bergabung dengan komunitas gaming dibandingkan pria, karena cara pandang lama dan juga perilaku bermusuhan yang diperlihatkan ke perempuan, yang sayangnya masih terus terjadi" katanya.
Dia mengatakan masalah gender dan juga sikap agresif pria membuat banyak perempuan mencari sesama perempuan untuk membentuk komunitas.
"Itu menjadi lingkungan yang lebih aman, lebih santai, dan menyenangkan, dibandingkan bermain dengan pria dimana suasananya lebih tegang," kata Dr Turkay.
"Tidak saja dari perilaku yang negatif dan bermusuhan, juga karena secara mental, pria lebih tidak mau kalah." Siapa bilang perempuan tak bisa main 'game'?
Masalah ini yang dirasakan oleh Dhayana Sena yang merupakan duta bagi perusahaan 'gaming' Xbox.
Sekarang dia menciptakan ruang khusus bagi perempuan bermain 'game'.
"Saya menciptakan Xbox khusus perempuan, karena Xbox secara keseluruhan merupakan komunitas yang bagus, namun dalam waktu bersamaan tidak ada tempat khusus bagi perempuan, dan mereka yang merasa perempuan untuk mendapatkan dukungan dari perempuan lainnya," kata Sena.
Semangatnya untuk mencapai kesetaraan dan juga keberagaman di dunia industri yang membuatnya masuk ke dunia 'game online'.
Dia menciptakan komunitas dari nol setelah berbicara dengan para perempuan yang membuat profil mereka tidak jelas gender untuk menghindari kritikan, cercaan dan juga sikap bermusuhan.
"Perempuan yang kompak menjadi kekuatan besar, karena kami bisa saling mendukung dan memperkuat satu dengan yang lain," tambahnya.
"Harapan saya adalah dengan banyaknya perempuan yang aktif, nanti kita bisa menghapuskan kesan negatif bahwa bila anda perempuan, maka anda pasti buruk bermain game."
Namun sejauh ini reaksi dari para gamer laki-laki setelah mereka menemukan ruang khusus perempuan ini beragam.
Walau ada beberapa pria yang membagian dan berinteraksi secara positif, banyak juga reaksi negatif yang muncul.
"Ini menjadi tantangan karena banyak pria yang merasa bahwa 'mengapa perempuan harus memiliki kelompok ekslusif yang hanya untuk perempuan saja, mengapa pria tidak mendapat kesempatan yang sama?'." katanya. Bermain 'game' bukan hanya anak muda
Bagi 'Haughty Chicken', sebagai perempuan yang sudah setengah baya dan bermain online game juga membuatnya mendapatkan kritikan karena usianya.
"Beberapa orang memang pembenci, saya bahkan mendapat ancaman karena saya dianggap mengambil tempat yang seharusnya untuk orang muda, seolah-olah mereka lebih berhak," katanya.
"Ada persepsi mengenai apa yang bisa dilakukan oleh gamer yang lebih tua, dan apa yang tidak bisa dilakukannya, jadi sering kali ada orang yang datang ke kanal saya dan segera berusaha membantu.
"Mereka berpikir saya tidak tahu apa-apa, atau berpikir saya baru mulai bermain, hal yang membuat saya sering kali tersenyum."
'Haughty Chicken' mengatakan komunitas 'gaming' harus menerima kenyataan bahwa perempuan berusia lebih tua ada sudah ada di dunia 'game', sehingga mereka tidak akan menghilang begitu saja.
"Saya ingin melihat lebih banyak lagi yang terlibat dalam soal keberagaman budaya, lebih banyak perempuan dan tentu saja usia yang berbeda-beda," katanya.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapatkah Tenaga Kerja Lokal Mengatasi Kelangkaan Pekerja Sektor Pertanian di Australia?