Di tempat yang sama, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargen, melihat ancaman PKS untuk keluar dari koalisi Demokrat hanya 'gertak sambal'
BACA JUGA: Dukung JK-Wiranto, PPI Godok Konsep Ekonomi Kerakyatan
PKS punya agenda besar pada 2014, sehingga menuntut mereka untuk menyiapkan mesin dan logistik partai dengan berada di pemerintahan."Saya rasa PKS akan memilih berada di pemerintahan
BACA JUGA: Pemerintah Tak Respon Usul KPU Soal Perppu KTP
Itulah yang menjadi alasan ketidakjelasan sikap PKS untuk keluar dari koalisi Demokrat," ujar Boni Hargen.Menurut Boni, untuk mengamankan 2014, PKS tentu akan meminta posisi kabinet strategis
BACA JUGA: JK Temui Tokoh Masyarakat Minang
Semua hanya persoalan power sharing," jelas Boni.Boni juga menilai, bentuk koalisi tidak didasari oleh fondasi yang kuat dan baru ditentukan pada detik akhir"Saya rasa, walaupun SBY yang menang dalam pilpres, pemerintahan ke depan tetap akan mendapat banyak tekanan dari parlemenKarena sikap mitra koalisi yang akan berubah-ubah di tengah jalan," tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPP PPP Endin AJ Soefihara, mengatakan bahwa arus pragmatisme terlalu besar saat ini, dan akibatnya kekentalan ideologi sudah mencair"Ini imbas dari pragmatisme tanpa frame ideologi dan platform," tukas Endin.
Dalam hal ini, kata Endin, pragmatisme tidak hanya menjadi sebuah sikap baru, melainkan sudah menjadi pemahaman politik baru di IndonesiaOleh karenanya, Endin menyatakan bahwa fatsun dan etika politik harus dikedepankan, serta masyarakat jangan dinafikan(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Kembalikan Laporan Kekayaan ke KPK
Redaktur : Tim Redaksi