jpnn.com - SURABAYA - Upaya pencegahan HIV/AIDS di lokalisasi Dolly dan Jarak telah dilakukan. Antara lain, pekerja seks komersial (PSK) rutin memeriksakan kesehatan di puskesmas. Selain itu, ada program menggunakan kondom 100 persen di lokalisasi. Namun, ternyata masih banyak ditemukan penderita HIV/AIDS di wilayah tersebut.
Berdasar data Puskesmas Putat Jaya, pada 2010 ada 68 orang yang menderita HIV/AIDS. Setahun kemudian, jumlahnya meningkat menjadi 99 penderita. Pada 2012 jumlah penderita yang terdeteksi sebanyak 118 orang. Sementara itu, tahun ini hingga September, sudah ada 73 orang yang teridentifikasi menderita HIV/AIDS.
BACA JUGA: BP3 Trowulan Tak Punya Data Koleksi
Kepala Puskesmas Putat Jaya dr Hartati mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan bahwa jumlah PSK yang terjangkit HIV/AIDS naik tahun ini. Sebab, data yang diperoleh belum setahun penuh. "Kalau ingin membandingkan naik atau tidak dengan tahun lalu, datanya harus lengkap, mulai bulan pertama sampai bulan ke-12," jelasnya.
Dia mengatakan, ada kemungkinan jumlah penderita yang teridentifikasi terus bertambah. Sebab, ada PSK yang belum memeriksakan kesehatannya secara berkala. Namun, ada juga PSK yang dulu belum ketahuan terinfeksi HIV/AIDS. Baru belakangan ini terlihat gejala pastinya. "Kan masa inkubasinya 7-10 tahun," papar Hartati.
BACA JUGA: Kemenhut Tak Berencana Revisi Peta Wilayah Hutan di Batam
Gejala HIV/AIDS tidak mudah dideteksi. Pengecekan dilakukan melalui tes darah. Untuk stadium I, jelas Hartati, gejalanya tidak terlihat. Kondisi tubuh pasien juga sehat dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Baru pada stadium II, penderita mengalami penurunan berat badan. "Selain itu, sering mengalami sariawan," katanya.
Pada stadium III, berat badan semakin menyusut. Pada penderita stadium IV, timbul berbagai penyakit ganas, seperti radang selaput otak (meningitis), radang otak (encephalitis), dan radang paru-paru (pneumonia). Penyakit lain adalah sarkoma kaposi. Itu adalah kanker yang berkembang dari sel lapisan getah bening atau pembuluh darah.
BACA JUGA: Pengungsi Gunung Sinabung Dipusatkan di Kabanjahe
Terus bertambahnya penderita HIV/AIDS tidak berarti buruk. Hartati mengatakan, justru makin banyak ditemukan, pasien kian cepat mendapat pengobatan. "Jadi, jangan dinilai jelek," ujarnya.
Selain pemeriksaan kesehatan, sebulan sekali petugas puskesmas melakukan screening infeksi menular seksual (IMS). Jumlah PSK yang memeriksakan IMS sebanyak 500-600 orang dalam sebulan. Setiap tiga bulan sekali, PSK menjalani cek HIV/AIDS. "Yang periksa HIV/AIDS 200-250 orang per bulan," jelas Hartati.
Jumlah itu naik jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Menurut Hartati, kesadaran tersebut timbul karena di lokalisasi sekarang sudah banyak kelompok kerja sosial. Mereka ditempatkan di RW-RW Dolly dan Jarak yang punya wisma. Misalnya, RW 3, 6, 10, 11, dan 12.
"Kalau ada PSK dari wisma yang belum memeriksakan kesehatan, kami tinggal menghubungi mereka. Relawan tersebut akan mengantarkan PSK itu ke puskesmas," jelasnya. (aph/c7/ai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerimaan CPNS 2013, tak Ada Istilah Putra Daerah
Redaktur : Tim Redaksi