Hanya Perangkat Desa tapi Gonta-Ganti Mobil, Ternyata Punya Pabrik Upal

Senin, 25 Juli 2016 – 06:06 WIB
PABRIK UPAL : Rumah Herianto di Dusun Karangmalang Desa Candisari, Kecamatan Secang di Kabupaten Magelang yang dipasangi garis polisi setelah penggerebekan Kamis (21/7) lalu. Foto Hanif Adi Prasetyo/Radar Kedu/JPG

jpnn.com - MAGELANG - Warga Dusun Karangmalang, Desa Candisari, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang kaget ketika pada Kamis lalu (21/7) kedatangan tim Bareskrim Polri. Mereka tak menyangka bahwa ada tetangganya, Herianto (42) menjadi pembuat uang palsu alias upal.

Herianto merupakan kepala seksi pemerintahan di Desa Candisari. Sosoknya dikenal pendiam dan tertutup.

BACA JUGA: Duh, Nyawa Bu Dosen Melayang saat di Kamar Hotel, Ulah Kekasihnya

Tapi, Herianto ternyata menggunakan rumahnya untuk membuat uang palsu. Kini, rumah sederhana yang lokasinya di pojokan itu terlihat sepi dan dipasangi garis polisi.

Herianto dan rekannya, Aris Munandar ditangkap langsung oleh Bareskrim Mabes Polri saat siang bolong. Saat rumahnya digerebek, ternyata ada upal pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu senilai Rp 2 miliar yang sudah siap edar.

BACA JUGA: Toko Miras Dibobol 6 Pria, Satu Ditangkap

Selain itu ada upal yang masih belum dipotong. Nilainya mencapai Rp 5 miliar.

Ada tetangga Herianto, Isroiyah yang menyaksikan langsung proses penangkapan dan penggerebekan itu. Isroiyah melihat ketika Heriant dan Aris digelandang polisi dengan tangan terlakban.

BACA JUGA: Sempat Transfer Rp 750 Juta Sebelum Dikubur Hidup-hidup

Pemilik toko kelontong itu mengaku sejak pagi sempat curiga dengan beberapa pengendara motor yang bolak-balik di depan rumahnya. Kemudian sekitar ukul 10.00, Isroiyah melihat dua mobil berhenti dan beberapa penumpangnya masuk ke dalam rumah Herianto.

Satu jam kemudian, sudah banyak polisi berpakaian preman di depan rumah Herianto. ”Saya baru sadar ternyata mereka tadi adalah polisi intel yang berpakaian preman,” kata Isroiyah.

Saat penangkapan berlangsung, warga dan pengendara yang penasaran mulai berkerumum untuk melihat. Bahkan, beberapa warga yang menyaksikan penggerebekan sempat dibentak polisi karena berupaya mengabadikan momen itu.

Di dalam rumah itu ada dua anak Herianto yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa. ”Dari luar saya mendengar anak-anak yang berada di dalam rumah menangis,” terang dia.

Isroiyah mengenal Herianto hanya berekonomi pas-pasan. Bahkan, perangkat desa itu beberapa kali membeli rokok tanpa membayar.

”Kalau ada uang dia pasti bayar. Tapi selama ini saya belum pernah menerima uang darinya yang dicurigai sebagai uang palsu,” ujarnya.

Hanya saja Isroiyah mengaku tak mengenal Aris yang merupakan pendatang. Padahal Aris sudah lama tinggal bersama Herianto.

“Saya mau tanya takut salah. Apalagi dia orangnya tertutup,” katanya.

Kepala Dusun Karangmalang, Kadar mengaku tidak menyangka bila warganya tersangkut kasus pemalsuan uang. Apalagi Herianto merupakan seorang perangkat desa.

Hanya saja, Herianto meski hidupnya pas-pasan tapi sering terlihat glamor. ”Dia tidak memiliki pekerjaan sampingan, tapi setiap hari dia sering gonta-ganti mobil,” saksinya.

Kadar menegaskan, Herianto juga tidak pernah melaporkan keberadaan Aris yang menginap di rumahnya. Padahal, Aris cukup lama tinggal di rumah Herianto.

”Seharusnya kan melaporkan. Agar kami bisa memantau. Lagipula sudah ada aturan tamu bermalam wajib lapor 1×24 jam,” tutup Kadar. (cr1/lis/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wanita Muda yang Diperkosa Sopir Angkot Ternyata Teman Sekampung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler