Happy: Munas Golkar 2019 Bakal Jadi yang Tersejuk

Kamis, 14 November 2019 – 16:53 WIB
Politikus Golkar Happy Bone Zulkarnaen. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Golkar Happy Bone Zulkarnaen meyakini munas tahun ini akan jadi yang tersejuk dalam sejarah partai beringin. Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan tidak ingin lagi terjebak dalam konflik internal yang hanya akan merugikan eksistensi partai.

"Semua stakeholders, baik di DPP, daerah dan elemen-elemen lain sudah semakin cerdas dan kian bijak dalam menentukan arah dan masa depan Partai Golkar. Ini pengamatan saya dari dinamika menjelang dan menuju penyelenggaraan munas bulan Desember," ungkap Happy kepada wartawan, Kamis (14/11).

BACA JUGA: Ketua Golkar Papua Yakin Munas Berlangsung Mulus

Di masa lalu, kata Happy, Munas Golkar selalu dibayangi pertentangan tajam. Ada perpecahan di internal, hingga berdampak pada lahirnya partai baru.

Dia percaya semua kader menyadari bahwa kondisi semacam itu pastinya merugikan Partai Golkar secara keseluruhan.

BACA JUGA: Dukung Aklamasi, Golkar Sulteng: Jangan Sampai Munas Memecah Partai

"Saya berharap, dan tentunya harapan kami bersama, hal-hal seperti itu sekarang jangan terulang lagi. Dari pengamatan saya sendiri tampaknya memang tidak mungkin lagi terjadi," papar Happy.

Happy juga mengingatkan bahwa bahwa stabilitas Partai Golkar saat ini tidak terlepas berkat kerja apik seluruh kader Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Keberhasilan Partai Golkar menempati peringkat kedua di Pileg lalu juga tak terlepas dari kepemimpinan Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Golkar Babel Pengin Ketua Umum Dipilih Secara Aklamasi

"Kita baca dan cermati juga penilaian dari eksternal, termasuk Presiden Joko Widodo, yang memberi acungan jempol atas kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto selama hampir dua tahun ini. Partai Golkar semakin solid," tambah dia.

Politikus senior ini kemudian menyitir ungkapan Arnold Joseph Toynbee, seorang filsuf dan sejarawan dunia asal Inggris. "Sejarah masa lalu adalah politik masa kini. Politik masa kini adalah sejarah untuk masa yang akan datang," dia menjabarkan.

"Maksudnya adalah bahwa kita harus solid, kompak dan bersatu untuk membangun masa sekarang ini karena ini semua akan menjadi sejarah untuk masa yang akan datang. Dan ini adalah legacy kita semua sebagai kader Golkar yang memprioritaskan soliditas dan kekompakkan tersebut," pungkas dia. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler