JAKARTA - Janji netralitas Susilo Bambang Yudhoyono untuk perebutan kursi ketua umum (Ketum) dalam kongres Partai Demokrat (PD) di Bandung pada Mei mendatang masih ditungguKalangan internal partai masih yakin bahwa ketua dewan pembina partai peraih suara terbanyak dalam Pemilu 2009 itu tak akan mengintervensi terlalu jauh
BACA JUGA: Marzuki Dan Anas Menguat, Andi Tidak Mengakar
"Kami semua yakin
BACA JUGA: Siapa Bilang Demokrat Partai Modern ?
Menurut dia, pernyataan SBY dalam rakornas di Jakarta akhir Maret lalu tersebut sangat mengindikasikan membiarkan pemilihan Ketum berjalan secara alami
mengizinkan semua kandidat mendeklarasikan dan menyosialisasikan pencalonan masing-masing
BACA JUGA: Harus Selevel Megawati dan Ical
:TERKAIT Sejauh para kandidat mampu mempertahankan persaingan yang sehat hingga akhir nanti, Achsanul yakin bahwa SBY tidak akan turun tangan"Hingga saat ini, semua masih wajar," tambah anggota dewan asal dapil Madura ituTerkait dengan kepentingan demokratisasi di tubuh partai pula, dia mengimbau pengurus DPD PD tingkat provinsi seluruh Indonesia tidak mengeluarkan aturan yang justru kontraproduktifMisalnya, melarang pengurus DPC tingkat kabupaten menghadiriacara
maupun pertemuan calon Ketum"Biarlah proses pergantian kepemimpinan di PD berjalan alami," papar dia.
Sementara itu, terkait dengan kandidat, Wakil Ketua Dewan Pakar PD Panangian Simanungkalit menyatakan, ada beberapa kualifikasi calon Ketum nantiYaitu,
intelektualitas, keberanian, kepopuleran, serta sifat komunikatif dan terbuka"Untuk itu, tidak harus selalu generasi muda," tegasnyaMenurut dia, kalau memenuhi kualifikasi tersebut, siapa pun figur yang memimpin PD periode 2010?2015 tidak perlu minderTerutama jika berhadapan dengan parpol lain"Hal terpenting, jangan sampai komunikasi politik dengan partai lain, terutama mitra koalisi, kedodoran," tegas dia.
Sementara itu, pengamat politik dari UI Thamrin Amal Tamagola menilai, di antara calon Ketum PD, potensi penentangan terhadap sosok Andi diperkirakan cukup
besarTerutama terkait dengan aktivitas kepartaian dia sebelum akhirnya bergabung dengan PDAndi merupakan salah seorang deklarator Partai Demokrasi
Kebangsaan (PDK) pimpinan Ryaas Rasyid dan pernah menjabat sebagai salah seorang ketuaNamun, dia memutuskan mundur setelah berbeda sikap dukungan dalam Pilpres 2004"Itu akan jadi catatanMemimpin PDK saja kurang berhasil, bagaimana partai sebesar itu," ucapnya(dyn/c11/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Gaduh SBY Turun Tangan
Redaktur : Auri Jaya