jpnn.com, JAKARTA - Kiai kultural Nahdlatul Ulama (NU) asal Jawa Timur yang dipimpin KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab atau Gus Aam meminta mantan Menko Ekuin Rizal Ramli, untuk turun tangan memulihkan krisis ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
Permintaan itu disampaikan para kiai dalam acara webinar "Ngopi RR Edisi Keempat Membangkitkan Ekonomi Pesantren di Tengah Pandemi Corona, Keniscayaan atau Ilusi?" Senin (24/8) kemarin.
BACA JUGA: Rizal Ramli ke Sri Mulyani: Situ sih Lindungi Diri Sendiri
Menurut Gus Aam, Rizal Ramli sosok yang mumpuni mengurusi sektor ekonomi.
Rizal memiliki pengalaman membawa perekonomian Indonesia bangkit akibat krisis moneter 20 tahun silam.
BACA JUGA: Dipanggil Istri Tetangga untuk Mampir, Asmad tak Menyangka dan Terjadilah..
Kala itu, kata Gus Aam, pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus tiga persen.
Setelah dipercaya pemerintah saat itu, Rizal pun membawa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4 persen.
BACA JUGA: Beber Keluhan Kiai, Rizal Ramli Mengaku Bisa Bereskan Ekonomi Kurang dari Setahun
"Pak Rizal Ramli punya pengalaman 20 tahun lalu. Saat itu ekonomi terpuruk imbas krisis moneter. Namun, kondisi saat itu berhasil diatasi oleh beliau," ucap Gus Aam dalam diskusi virtual.
Selain itu, Gus Aam menilai, Rizal Ramli sebagai figur yang cerdas dan berani.
Kriteria itu yang dibutuhkan untuk membawa bangsa ini menuju adil dan makmur.
Gus Aam mencontohkan ide cemerlang RR menyatukan seluruh bank syariah milik pemerintah agar asetnya bisa bertambah besar sehingga bisa bersaing dengan bank umum milik swasta.
"Rizal Ramli itu cerdas dan berani. Kepeduliannya pada warga NU juga sudah terbukti. Ini pemimpin nasional yang dibutuhkan saat ini dan untuk masa depan," kata cucu pendiri NU KH Wahab Chasbullah tersebut.
Gus Aam khawatir kalau kondisi ekonomi tidak segera dibenahi, Indoensia berpotensi masuk ke jurang resesi.
Imbasnya, kesulitan ekonomi bakal terasa sampai ke bawah. Termasuk imbasnya terhadap para pengasuh pondok pesantren, lantaran kegiatan belajar-mengajar terhenti hingga berbulan-bulan.
Bahkan, sambung Gus Aam, sampai hari ini masih ada pesantren yang tutup. Tentu kondisi ini juga berdampak pada masyarakat di lingkungan pesantren.
Sementara itu, ekonomi Rizal Ramli bisa memahami kegelisahan para kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur.
Menurut dia, tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak di semua lini kehidupan termasuk di instansi pendidikan.
Pola kerja dan belajar dipaksa dengan sistem virtual. Sudah hampir enam bulan lembaga pendidikan di Indonesia termasuk pesantren telah menutup rapat-rapat ruang kelas fisiknya.
Di sisi lain, kata Rizal, pesantren adalah lembaga pendidikan dan dakwah yang telah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia sebelum republik ini berdiri.
Pesantren juga merupakan salah satu kontributor penyumbang pendapatan ekonomi daerah melalui industri kreatif, koperasi, dan UKM.
"Potensi pesantren dengan koperasi dan usaha kreatifnya luar biasa, ada yang mampu berdiri dan maju seperti Sidogiri. Namun, banyak yang harus mendapatkan stimulus dan pendampingan. Di sini peran negara seharusnya hadir. Apalagi pada masa pandemi seperti saat ini," ucap Rizal.
"Sejatinya republik ini punya hutang budi pada pondok pesantren. Sebab, dari sini lahir para pahlawan dan pejuang kemerdekaan," tutur Rizal. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan