Harga Ayam dan Telur Naik, Lumayan nih

Senin, 31 Desember 2018 – 06:07 WIB
Harga telur naik. Ilustrasi Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST

jpnn.com, JAKARTA - Harga daging ayam dan telur merangkak naik sekitar Rp 4.000 per kilogram dari harga normal.

Berdasar pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Sabtu (29/12) harga telur Rp 25.000–Rp 27.000 per kilogram. Padahal, saat normal, harga telur berkisar Rp 23.000 per kilogram.

BACA JUGA: Stabilkan Harga Telur, Kementan Gelar Operasi Pasar

Di wilayah Jawa Timur, rata-rata harga telur Rp 25.250 per kilogram. Sementara itu, di DKI Jakarta, rata-rata harganya Rp 26.900.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, permintaan barang kebutuhan pokok (bapok) memang cukup stabil selama awal hingga pertengahan Desember 2018.

BACA JUGA: Harga Daging dan Sayur Melonjak

Namun, permintaan meningkat signifikan sehari sebelum perayaan Natal dan diproyeksikan berlanjut hingga awal tahun. ”Peningkatan permintaan 40 hingga 60 persen dari permintaan rata-rata harian. Itu harus kita cermati bersama-sama,” ujar Mansuri.

Sebagai bentuk antisipasi, lanjut Mansuri, pedagang pasar telah berupaya memperbanyak stok jualan sejak beberapa hari sebelum liburan Natal dan tahun baru. Namun, masyarakat terbiasa berbelanja satu hari sebelum Natal. Karena itu, melonjaknya permintaan mengganggu stok pedagang.

BACA JUGA: Harga Ayam Ras dan Cabe Rawit Melejit

”Lima tahun terakhir ini, akhir tahun selalu ada lonjakan permintaan. Jika supply dan demand-nya tidak imbang sebentar saja, harga bisa naik seperti saat ini,” urai Mansuri.

Untuk bapok lain seperti beras, minyak goreng, dan daging, menurut dia, harga belum naik. Namun, dengan tren permintaan yang tinggi, bapok tersebut juga berpotensi mengalami kenaikan harga nanti.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) tak menampik bahwa harga daging ayam dan telur merangkak naik. Menurut pihak Kementan, harga naik karena permintaan tinggi. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan upaya stabilisasi harga telur di akhir tahun.

Dengan menggandeng Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, PT Food Station, PD Pasar Jaya, serta pelaku usaha swasta lain, Kementan menggelontorkan pasokan telur murah seharga Rp 23.000 per kilogram di pasar mulai Jumat lalu (28/12).

Agung menambahkan, BKP Kementan hanya melakukan operasi pasar untuk komoditas yang kenaikan harganya menonjol seperti telur. Kenaikan harga komoditas lain seperti daging ayam potong, daging sapi, hingga bumbu dapur dianggap tak mengkhawatirkan. ”Komoditas lain aman sehingga tidak dilakukan operasi pasar,” beber Agung.

Di pihak lain, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga mengklaim sudah melakukan beberapa langkah untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Natal dan tahun baru. Staf Ahli Bidang Perdagangan dan Jasa Kementerian Perdagangan Lasminingsih mengatakan, langkah tersebut meliputi penguatan regulasi, rakor bersama pemerintah daerah, dan upaya memastikan pasokan tercukupi di pasar-pasar.

”Kami akan memastikan seluruh permendag diimplementasikan dengan baik dan benar oleh para pelaku usaha,” ujarnya.

Selain itu, Kemendag giat melakukan rakor dengan sejumlah pemda. Kemendag meminta seluruh provinsi melaporkan perkembangan harga harian di pasar untuk mengantisipasi kenaikan permintaan bahan pokok.

”Pemda juga diharapkan dapat melaporkan perkembangan kelancaran distribusi dan jumlah pasokan bapok,” tambah Lasminingsih. (agf/c11/agm)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Telur dan Daging Sapi Naik


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler