BACA JUGA: Aljazair Tawarkan Supply Elpiji ke Indonesia
’’Dengan begitu bisa lebih akurat,’’ ujarnya di Jakarta akhir pekan lalu.Tiga indeks batu bara tersebut adalah indeks batu bara Indonesia atau Indonesian Coal Index (ICI), indeks batu bara di pasar Australia atau Barlow Jonkers Index (BJI), serta indeks batu bara di pasar Eropa atau Global Coal Index (GCI)
ICI merupakan indeks harga yang dikelola oleh PT Coalindo Energy
BACA JUGA: Fasilitas BM Nol Persen Ekspor Nanas Kurang Peminat
Penyusunan indeks harga dilakukan oleh 25 panelis, yang terdiri dari produsen (10 panelis), konsumen (10 panelis), dan trader (5 panelis)Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) Supriyatna Suhala mengatakan, sejak awal, pihaknya memang mengusulkan agar penetapan harga mengacu pada ICI, Barlow Jonkers Index, dan Global Coal Index
BACA JUGA: 14 Pemegang Kontrak Migas Bakal Diputus
’’Menggunakan beberapa indeks akan lebih baik karena bisa digunakan sebagai perbandingan,’’ katanya.Dengan disepakatinya patokan harga batu bara tersebut, Supriyatna optimistis penyusunan Peraturan Menteri (Permen) ESDM mengenai penetapan harga dan kewajiban untuk memasok ke pasar dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) akan bisa tuntasakhir September ini’’Selama ini, yang alot memang pembahasan hargaKalau soal DMO-nya sudah hampir selesai,’’ terangnya.
Pembahasan terkait harga domestik dan DMO batu bara di memang krusialPasalnya, ke depan, konsumsi batu bara di dalam negeri diperkirakan akan terus naikApalagi, jika Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masuk program Percepatan PLTU 10.000 MW sudah beroperasiSelain itu, makin banyak pula industri yang beralih menggunakan batu bara sebagai energi primer disebabkan makin tingginya harga BBM. (owi)
Tabel Konsumsi Batu bara Domestik
Tahun Konsumsi (Juta Ton)
2005 41,35
2006 49,64
2007 50,05
2008 52,57*
2009 55,40*
* Perkiraan Sumber : Ditjen Minerbapabum
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga BBM Belum akan Diturunkan
Redaktur : Tim Redaksi