JAKARTA - Fluktuasi harga minyak belum menggoyahkan niat pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidiKemarin, Kementerian ESDM kembali mengeluarkan pernyataan resmi terkait harga BBM.
Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM Sutisna Prawira mengakui, saat ini harga minyak dunia memang sudah melebihi asumsi APBN 2011 yang ditetapkan sebesar USD 80 per barel
BACA JUGA: Usaha Mebel Jepara Meredup
"Namun dengan memperhatikan kondisi sektor riil dan perekonomian global maupun nasional, serta perkembangan harga minyak yang masih belum stabil, Pemerintah berketetapan, bahwa harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami perubahan," ujarnya melalui keterangan resmi Selasa (13/7).BBM subsidi yang dimaksud adalah Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium, dan Minyak Solar (Gas Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi, dan Pelayanan Umum tidak mengalami perubahan
Sebelumnya, dalam pembahasan RAPBN-P 2011, pemerintah mengkalkulasi, jika harga BBM tidak dinaikkan, maka total subsidi BBM 2011 diperkirakan mencapai Rp 1250,7 triliun
BACA JUGA: Agresif Selenggarakan Pameran, Ekspor Turun 20 Persen
Subsidi itu termasuk tambahan kuota BBM dari 38,59 juta kiloliter (KL) menjadi 40,49 juta KL.Sementara itu, lanjut Sutisna, hasil monitoring dan evaluasi perkembangan harga minyak mentah dan harga produk BBM di pasar dunia, pada bulan Juni 2011 menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan harga minyak pada bulan Mei 2011.
"Penurunan ini disebabkan karena adanya pelepasan cadangan strategis minyak mentah sebesar 60 juta barel dari negara-negara anggota International Energy Agency (IEA), melemahnya perekonomian global akibat krisis Yunani, serta turunnya permintaan barang manufaktur China (Tiongkok) dan Amerika Serikat," katanya.
Data Ditjen Migas Kementerian ESDM menunjukkan, pada akhir Juni lalu, harga minyak dunia jenis WTI di pasar Nymex (AS) tercatat di level USD 90,61 per barel, sedangkan minyak Brent di pasar ICE London (Inggris) USD 105,99 per barel, adapun minyak Indonesia (ICP) rata-rata sepanjang Juni lalu mencapai USD 114,59 per barel
BACA JUGA: Khawatir Harga Cabe Naik Lima Kali Lipat
(owi)BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Imbau Nasabah Perhatikan SBDK
Redaktur : Tim Redaksi