JEPARA - Peneliti Center For International Fouretry Research (CIFOR), Sulthon Al Amin mengatakan, industri furniture telah menjadi sumber pendapatan di Jepara selama bertahun-tahunTetapi, berdasarkan survey tahun 2010 jumlah unit usaha mebel di Jepara terus mengalami penurunan sebesar 20 persen dari tahun 2005 yakni menjadi 11.597 unit
BACA JUGA: Agresif Selenggarakan Pameran, Ekspor Turun 20 Persen
CIFOR merupakan salah satu dari 15 pusat penelitian dalam kelompok konsultatif bagi Penelitian Pertanian International (Consultative Group On International Agricultural Research)
Padahal kata Sulthon, usaha mebel memberikan kontribusi sekitar 27 persen perekonomian daerah yang terkenal dengan seni ukir ini
BACA JUGA: Khawatir Harga Cabe Naik Lima Kali Lipat
Parahnya lagi kata dia, distribusi nilai tambah yang didapat para pelaku industri mebel dikuasai oleh pemain asing yang menikmati sekitar 61 persen permeter kubik bahan baku, sedangkan pemain lokal seperti petani hutan, penjual kayu, pengrajin mebel dan eksportir didalam negeri hanya memperoleh sekitar 38.9 persen.Sementara itu lanjut Sulthon lagi, pengrajin kecil sendiri hanya memperoleh sekitar 3,6 persen dari distribusi nilai tambah tersebut
Trend volume dan nilai ekspor furniture Indonesia cenderung menurun, dari $ 127 juta pada tahun 2005 menjadi $ 118 juta pada tahun 2007
BACA JUGA: BI Imbau Nasabah Perhatikan SBDK
Kebanyakan dari pelaku industri ini memproduksi produk yang bernilai tambah rendah dan dikategorikan sebagai 'sunset industri' oleh pemerintah(kyd/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Daging Glonggongan dan Ayam Bangkai
Redaktur : Tim Redaksi