jpnn.com - ADONARA - Harga beras di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mencapai hingga Rp 800 ribu per 50 kilogram.
Harga beras melonjak naik dari harga normal Rp 500 ribu per 50 kilogram.
BACA JUGA: Begini Upaya PASku Mendorong Pedagang Tradisional Go Digital
Menurut Camat Camat Adonara Timur Ariston Kolot Ola kondisi naiknya harga beras sudah terjadi dalam dua pekan terakhir.
"Harga beras melonjak dan sempat menembus hingga Rp800.000 per karung berukuran 50 kilogram, yang terjadi sudah hampir dua pekan ini," ujar Ariston saat dihubungi dari Kupang, Rabu (22/2).
BACA JUGA: Hore! Panen Raya Tiba, Harga Beras Apa Kabar?
Menurut Ariston, lonjakan harga beras terjadi di Pulau Adonara, termasuk di daratan Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Ariston lebih lanjut mengatakan kapal-kapal pemasok atau distributor beras dari Provinsi Sulawesi Selatan sudah dua pekan terakhir tidak menyalurkan beras ke daerah tersebut.
BACA JUGA: Kementan Sebut Stok Kebutuhan Pangan di Sumsel Aman
Akibatnya, pasokan beras di pasaran berkurang signifikan sehingga terjadi lonjakan harga di tingkat pedagang di desa-desa.
Dia mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak distributor, harga gabah di tingkat petani naik sehingga pihak pemasok belum berani membawa beras karena khawatir harga jual di tempat tujuan tidak sesuai.
Menurut Ariston sudah ada tiga kapal pemasok beras yang masuk ke Pulau Adonara hingga Senin (21/2) kemarin.
Kapal tersebut membawa sekitar 200 ton beras, sehingga langsung diburu para pedagang setempat.
Meski demikian, kata dia, harga jual masih tetap tinggi sekitar Rp 700 ribu lebih per 50 kilogram karena harga dari pihak distributor juga mahal.
"Pihak distributor juga terpaksa menjual dengan harga lebih tinggi karena mereka membeli juga dengan harga tinggi, sehingga kondisi ini memang dilematis," katanya.
Ariston menambahkan meskipun harga di pasaran masih tinggi, tetapi paling tidak, pasokan beras bisa kembali ada untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Sementara itu, seorang pedagang bahan pokok di Kecamatan Witihama, Amal Lamablawa mengatakan kekurangan pasokan beras secara signifikan dalam dua pekan terakhir.
Kondisi tersebut membuat harga beras yang dijual pedagang bahan pokok di desa-desa pada umumnya berkisar Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram atau naik dari kondisi sebelumnya Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu.
"Warga yang membeli juga mengeluhkan kenaikan harga ini, tetapi memang harga di pasaran lagi melonjak sehingga kami juga harus menyesuaikan," katanya.
Amal berharap pemerintah daerah dan pihak terkait mengambil langkah-langkah penangan untuk menstabilkan harga beras sehingga tidak menghambat pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD DKI Wanti-wanti Anak Buah Heru soal Stok Beras Jelang Ramadan
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang