jpnn.com - JAKARTA - Bahan Bakar Minyak (BBM) dianggap sebagai komoditas yang sakral bagi pihak-pihak yang punya kepentingan politis. Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria pun tidak heran banyak pihak bereaksi keras saat harga BBM tak mengimbangi minyak dunia ketika sama-sama turun.
"Padahal kita sangat mahfum, kalau Harga BBM turun, harga sembako, sandang dan tarif transportasi tidak ikut turun. Berbeda dengan harga jual BBM naik, maka inflasi langsung meningkat dan harga-harga serta merta naik," ujar Sofyano, Minggu (20/3).
BACA JUGA: Tergerus Maraknya Taksi Online, Nasib Saham Blue Bird Gimana?
Sofyano menilai, pemerintah perlu memerhatikan hal itu dengan baik agar tidak terjebak dengan kepentingan segelintir orang. Karena, pada hakikatnya, tidak semua orang menggunakan BBM secara langsung. Berbeda dengan beras di mana semua orang Indonesia pasti makan nasi.
"Artinya, rakyat butuh stabilitas harga BBM. Jangan naik turun seperti yoyo. Harga beras naik atau turun, nyaris tidak menimbulkan reaksi dan protes keras. Tapi kalau BBM, terlihat reaksi keras pihak-pihak tertentu," ujar Sofyano. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Kemenperin Optimis Hubungan Indonesia-Belgia Makin Kuat
BACA JUGA: 300 Pengusaha Belgia Serbu Investasi di Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Tarif Inap di Pelabuhan Dicap Fenomenal
Redaktur : Tim Redaksi