Harga Bumbu dan Sayur Naik Gila-Gilaan

Pemerintah Salahkan Alam

Sabtu, 26 Juni 2010 – 09:18 WIB

JAKARTA -- Kalangan ibu rumah tangga akhir-akhir ini dibuat resah dengan kenaikan harga sayuran dan bahan untuk memasakHarga sayuran seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai naik puluhan persen

BACA JUGA: Subsidi BBM Bengkak Rp 10 Triliun

Sementara harga minyak goreng, telur, dan daging masih dalam posisi stabil.   

Direktur Bina Pasar Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan Jimmy Bella mengakui bahwa kenaikan harga sayuran dan bumbu masak, khususnya di DKI Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, sudah terjadi
Penyebabnya adalah pasokan dari daerah penghasil sayur berkurang

BACA JUGA: Infrastruktur Butuh Rp 1.429 Triliun

"Kota besar seperti Jakarta ini kan ketergantungan (sayur mayur) dari luar daerah sangat tinggi
Sekarang terjadi defisit pasokan," ujarnya di Jakarta, kemarin (25/6).

Jimmy mengungkapkan, saat ini sering terjadi banjir di beberapa daerah penghasil sayur dan bumbu sehingga produksi tidak mencapai target

BACA JUGA: Inalum Jangan jadi Sapi Perahan

Ditambah lagi cuaca yang tidak menentu dan sering hujan sehingga distribusi kurang lancar"Faktor alam ini di luar kekuasaan kami.Akhirnya hasil panen sayur dan bumbu hanya untuk kebutuhan daerah masing masing saja," ucapnya.

Jimmy membantah adanya spekulasi pedagang untuk menaikkan harga secara sepihakTerbukti, harga sembako yang lain tetap stabil"Yang terjadi saat ini hanya terjadi penurunan pasokan dari daerah untuk sayur mayurTapi itu bukan bukan gangguan distribusiDistribusi tetap lancar, tidak ada kerusakan jalan," tegasnya.

Belum bisa dipastikan apakah harga tetap stabil atau terjadi kenaikan lagi menjelang bulan Ramadhan dan selanjutnya hari raya Idul Fitri"Semua tergantung apakah cuaca mendukung atau tidakCoba tanyakan ke BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) seperti apa prediksinya (cuaca)," kata Jimmy.

Pemerintah, menurut Jimmy, sudah memanggil para pedagang di pasar untuk membahas harga sembakoHasilnya, tidak ada kenaikan signifikan melainkan sebagai akibat dari kekurangan pasokan sayur mayur sajaSelanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan para pelaku industri makanan dan minuman, minyak goreng, dan barang kebutuhan lainnya"Kita lihat waktunya lahTapi sudah mulai sekarang kita bertemu pedagang," terusnya.

Sri Setyawati (55), penjual sayuran di Pasar Pal Merah, Jakarta Barat, mengakui bahwa belakangan ini beberapa barang dagangannya naik harga"Ini saya masih jual cabe merah keriting Rp 40 ribu (per kilo)Normalnya ya Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu," ujarnya sambil mengawasi barang dagangannya yang baru tiba dari pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur, ditumpuk para pekerja, kemarin sore.

Sri mengaku kesulitan mematok harga jual saat ini karena volume kedatangan barang sering tidak menentuSiang hari harga jual bisa jauh lebih tinggi karena terjadi kelangkaan produk sedangkan malamnya bisa lebih murah karena sayuran mulai membanjir"Jadi ya susah juga saya mau bilang berapaTapi rata rata semua ini sekarang naikKubis ini saja naik," katanya, sambil menunjuk karungan kubis.

Andi (30), pemilik salah satu toko grosir di kawasan pasar Pal Merah menambahkan, kenaikan harga paling tinggi justru terjadi pada semua kacang kacanganKenaikan mencapai 20 persen secara berangsur sejak sebulan lalu"Harga kacang ijo sekarang Rp 17 ribu per kiloBiasanya paling Rp 13 ribuApalagi kemiri yang naik jadi Rp 25 ribu dari biasanya Rp 20 ribu," ujarnya.

Di luar kebiasaan, kata Andi, saat ini harga minyak curah belum mengalami kenaikan masih di kisaran Rp 7800 per kiloSementara harga gula malah turun Rp 200 per kilonya sejak tiga pekan lalu"Lainnya masih dalam taraf wajar sih, naik Rp 100 atau Rp 200 begitu," katanyaKenaikan harga sayur dan bumbu masak juga terjadi di Surabaya dan kota-kota lainnya di JatimDari pantauan Jawa Pos, harga bahan pokok seperti beras dan minyak goreng di pasar Wonokromo dan Jagir Baru cenderung stabilNamun bumbu dapur seperti bawang putih, bawang merah, cabe rawit, cabe merah dan aneka sayuran mengalami kenaikan harga   

"Harga bawang putih yang biasanya Rp 8.000 sekarang jadi Rp 22.000," keluh Zahrotul Wardah, seorang penjual sayur keliling yang kulakan di Jagir Baru kemarin"Bawang merah juga naik jadi Rp 13.000 daro normalnya Rp 8.000 per kilo." Tak hanya bawang, golongan cabe juga naikCaber rawit harganya naik 300 persen dari Rp 10.000 menjadi Rp 30.000 ribu per kilonyaDemikain juga dengan cabe merah dari Rp 10.000 naik ke posisi Rp 19.000"Harga wortel, gubis serta beberapa sayuran lainnya juga jadi mahal," kata dia.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur (Jatim) Arifin T Hariadi mengatakan bahwa secara umum memang terjadi kenaikan di kelompok produk holtikultura di Jatim"Penyebab pertamanya adalah karena alam," kata dia saat dihubungi kemarin.

Musim penghujan yang tak kunjung selesai, membuat panen sayur  dan palawija menjadi tergangguTidak sekedar dari segi kuantitas (jumlah) yang menurun, namun juga dari sisi kualitasSeperti yang dialami kelompok cabe merah dan cabe rawitDengan semakin sedikitnya produk, maka secara otomatis harga ikut terkerek naik."Sementara untuk produk bawang putih impor, ada aturan baru yang menerapkan fumigatisi (karantina)Katanya harganya cukup mahal sehingga berpengaruh terhadap harga jual." Jelas Arifin.

Faktor selanjutnya adalah menjelang bulan puasa dan Lebaran, terjadi lonjakan permintaan produk hingga 30 persenSehingga harga perlahan merangkak naik.  Untuk saat ini, Diseprindag masih menilai bahwa kenaikan harga dipasaran masih belum perlu diambil tindakan seperti mengadakan Pasar Murah"Kami akan mengambil tindakan jika dipandang perlu dengan mengajak beberapa pihak terkait," kata Arifin(gen/aan/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sengketa Rokok, RI Usulkan Panel di WTO


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler