Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Makin Pedas, Sayuran Melonjak Tajam

Sabtu, 20 Juni 2015 – 21:10 WIB
Harga Cabe Rawit dan Bawang Merah Makin Pedas, Sayuran Melonjak Tajam. Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA -- Stabilitas harga bahan pangan di bulan Ramadan yang digaransi pemerintah tidak terbukti. Di pasaran, harga-harga makin tinggi saja.

Untuk bumbu-bumbu seperti bawang merah dan cabai rawit kenaikannya cukup tinggi. Bahkan khusus bawang merah, stoknya kurang.

BACA JUGA: Pulang dari Luar Negeri, Menteri BUMN Disambut Masalah Telkom dan Dwelling Time

Di Pasar Pondok Labu, bawang merah dijual Rp 55 ribu per kilonya dari Rp 25 ribu. Menurut Yayoh, penyuplai bawang merah, harganya sudah tinggi di tingkat petani. Lantaran, musim panen tetah lewat dan saat ini masuk musim tanam.

"Saya ambil dari Brebes Rp 40 ribu di petaninya, makanya saya jual ke Jakarta lebih mahal karena ada ongkos transportasinya," ucap pria berperawakan tinggi besar ini, Sabtu (20/6).

BACA JUGA: Menteri Gobel Tuding Spekulan yang Bikin Harga Bahan Pokok Meroket

Untuk cabe rawit harganya naik 50 persen dari Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu. Menurut Teh Ucy, pedagang sayur dan bumbu, kenaikannya karena stoknya kurang.

"Ini pasokan rawitnya sedikit, jadi susah juga kami jualnya. Dijual terlalu murah, kami rugi. Ini harga rawitnya pasti naik lagi karena stoknya kurang," terangnya.

BACA JUGA: Go-Jek Jadi Polemik, Ini Kata Kemenhub

Sementara itu, harga sayuran di hari ketiga Ramadan juga makin melonjak tajam. Kenaikannya hingga 50 persen untuk semua jenis sayuran. Bahkan untuk buncis kenaikannya hingga 100 persen.

Seperti yang terpantau di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, Sabtu (20/6). Harga wortel dari Rp 6 ribu naik menjadi Rp 12 ribu per kilo, kol dari Rp 5 ribu menjadi Rp 10 per kilo, kecambah (toge) dari Rp 6 ribu menjadi Rp 12 ribu.

Sedangkan buncis naik menjadi Rp 18 ribu dari Rp 6 ribu per kilo dan kentang Rp 6 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilo. Teh Uci, pedagang sayur di Pasar Pondok Labu, mengungkapkan, kenaikan harga sayuran sudah sering terjadi saat puasa.

"Ini bukan cuma naik, tapi meloncat-loncat. Itu harga murah cuma di berita TV dan koran saja," kata perempuan kurus ini menjawab sejumlah pembeli yang protes dengan tingginya harga sayuran.

Dia menambahkan, harga sayuran hanya sepekan ini tinggi. Pekan depan harganya turun lagi.

"Biasalah nanti pekan depan turun lagi. Setelah itu jelang lebaran dan habis lebaran. Sudah tidak perlu kaget lagi," sergahnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Adhi Karya Berhasil Kumpulkan Kontrak Baru Rp 4,6 Triliun dari Bisnis Kontruksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler