Harga Cabai Semakin Pedas

Kamis, 08 Agustus 2013 – 13:48 WIB

jpnn.com - BEKASI TIMUR - Siklus tahunan itu terjadi lagi. Pada momen Lebaran, harga sejumlah bahan pokok terus melambung. Harga cabai kian pedas; harga daging pun kian meroket.

Kemarin (7/8) harga cabai di Pasar Baru Bekasi menembus angka Rp 40 ribu per kilogram (kg). Itu patokan harga pada tataran pedagang pengecer. Beberapa jenis cabai bahkan menembus Rp 65 ribu per kg.

BACA JUGA: 1.458 Personel Gabungan Pantau Rumah Warga

Pedagang cabai di Pasar Baru Bekasi mengatakan bahwa lonjakan harga cabai tersebut terjadi lantaran stok dari Pasar Induk Cibitung terbatas. Selain itu, harga cabai sudah naik sejak di pasar induk.

Erni Ginting, salah seorang penjual, mengatakan bahwa beberapa waktu lalu harga cabai masih Rp 30 ribu per kg. Dia pun mengakui bahwa kian pedasnya harga cabai itu membuat penjualannya drop. "Yang biasanya beli 1 kilo, sekarang hanya setengah. Bahkan, ada yang nggak jadi beli," keluhnya.

BACA JUGA: Bayi Raksasa Lahir di Depok

Bawang merah pun tak lagi sedap harganya. Bawang merah dari Brebes dipatok Rp 55 ribu per kg. Bawang merah Podomoro dibanderol Rp 45 ribu per kg. Sejumlah masyarakat curiga, ada permainan pasar yang memanfaatkan momentum Lebaran. Susilawati, warga Kampung Nangka, berpendapat bahwa sistem pengawasan dari Disperindagkop Kota Bekasi sangat lemah.

Dia pun meminta Pemkot Bekasi menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran. Lemahnya pengawasan, kata dia, menjadikan sejumlah oknum bermain untuk meraup untung berlipat.

BACA JUGA: Bus Menumpuk di Terminal Kalideres

Masyarakat juga mengeluhkan tingginya harga daging. Di sejumlah tempat, harga daging mencapai Rp 120 ribu per kg. Padahal, berdasar keterangan Khaidir, salah seorang agen daging, dirinya mendapatkan daging dari rumah pemotongan hewan (RPH) seharga Ro 90 ribu per kg. Daging itu lantas dijualnya lagi ke pedagang pasar Rp 95 ribu per kg. Artinya, dia menduga bahwa para pedagang pasarlah yang terlampau tinggi menaikkan harga daging.

Meski begitu, Amran, seorang pedang di pasar baru, membantah hal itu. Kata dia, harga daging yang mencapai Rp 120 ribu per kg adalah wajar. Sebab, kenaikan itu sudah terjadi di tingkat agen. "Kami di sini tidak menaikkan harga sendiri. Memang ada lonjakan harga dari pengirim,' sebutnya.

Tak urung, warga pun menjerit. Mereka pun harus merelakan Lebaran tanpa menu daging. Srimulyani, warga Margahayu, Bekasi Timur, memilih membeli bebek untuk sajian saat Lebaran. Perempuan asli Solo itu sejatinya kecewa lantaran harga daging terus meroket. Untung, keluarganya tak mempermasalahkan hidangan tanpa daging. "Kalau saya paksakan membeli, keperluan Lebaran lain akan tersisihkan," ujar Srimulyani.

Terkait hal tersebut, Kepala Disperindagkop Kota Bekasi Amit Riyadi menegaskan, pihaknya sudah bekerja secara maksimal dalam memantau kondisi harga pasar. Dia pun mengimbau seluruh pedagang di pasar baru untuk mematuhi ketentuan yang sudah disepakati disperindagkop dengan para pedagang.

Kondisi kenaikan harga yang tidak stabil dan tidak berkala, menurut Amit, turut mengakibatkan melambungnya harga cabai dan bawang di pasaran. (muh/c9/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhammadiyah: Takbiran Itu Perintah Agama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler