Harga Elpiji 3 Kg Tak Terkendali

Senin, 01 Desember 2014 – 02:07 WIB

jpnn.com - CILEGON  – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak hanya berdampak pada naiknya harga kebutuhan pokok. Sejak sepekan terakhir, harga gas elpji bersubsidi ukuran tiga kilogram (kg) juga melonjak.

Tak tanggung-tanggung, di tingkat pengecer harganya mencapai Rp22 ribu per tabung. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah tidak boleh lebih dari Rp13.025 per tabung.

BACA JUGA: Kenaikan Tarif Harus Wajar

Pantauan Radar Banten (Grup JPNN), Minggu (30/11), kenaikan harga gas di tingkat eceran atau di warung-warung cukup bervariatif, mulai Rp17 ribu hingga Rp22 ribu per tabung.

Nunung, pemilik warung di Lingkungan Pangeran Jayakarta, Kelurahan Masigit, mengatakan, kenaikan harga gas baru terjadi Sabtu (29/11) lalu. “Sebelumnya saya jual gas Rp17 ribu, tapi karena sudah ada kenaikan dari sananya, sekarang naik menjadi Rp19 ribu sampai Rp20 ribu per tabung,” katanya.

BACA JUGA: Tiga Fokus jadi Prioritas Kerja Dwi Soetjipto

Hal senada diungkapkan Ratu Daniati, pedagang di Lingkungan Kenanga, Kelurahan Masigit. Dia mengaku menjual gas tiga kg seharga Rp20 ribu. Padahal sebelumnya ia menjual dengan harga Rp18 ribu. “Saya tidak tahu kalau harga di agennya berapa, yang jelas sekarang saya menjual dengan harga Rp20 ribu per tabung,” tuturnya.

Sementara Sahlan, pemilik warung di Lingkungan Penjagalan, Kelurahan Masigit, menjual gas elpiji tiga kg lebih mahal lagi, yakni mencapai Rp22 ribu per tabung. “Harga segitu juga masih ada suka yang nawar dan mengeluh. Padahal kita naikin juga lantaran BBM sudah naik. Kan ongkos-ongkos yang lain juga naik,” terang Sahlan.

BACA JUGA: Fitra Sebut Jokowi Berbohong Beli Minyak Didiskon

Menurut Sahlan, dinaikannya harga gas lantaran dari tingkat agen sudah naik. “Kalau beli ke agen sekarang harganya sudah mencapai Rp21 ribu. Jadi mau enggak mau saya harus menaikkan harga walaupun yang beli kadang suka nawar,” ujanya.

Koordinator Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kota Cilegon Oman Diharja mengaku terkejut dengan kenaikan harga gas elpiji di pasaran yang menembus Rp22 ribu per tabung.

“Terus terang kalau dari agen tidak mungkin berani menaikkan harga. Justru kita takut karena Pertamina bisa menjatuhkan sanksi bila ada agen yang bermain,” katanya.

Oman menduga, permainan harga gas dimulai dari tingkat pangkalan, sub-pangkalan, hingga pengecer. Menurutnya, banyaknya warga yang menjual gas menjadi pemicu tak bisa dikendalikannya harga gas.

“Penyebab utama tak bisa dikendalikannya harga karena banyaknya tangan yang jualan. Kalau naiknya masih wajar sih kita maklum karena memang biaya transportasi juga kan naik. Tapi kalau sudah mencapai Rp22 ribu per tabung itu sudah keterlaluan,” katanya.

Untuk menyesuaikan harga gas di tingkat eceran, Hiswana Migas Kota Cilegon sudah mengajukan agar ada perubahan HET.

“Sejak seminggu lalu kita sudah mengajukan HET baru ke Pemkot Cilegon. Kita ingin harga dari agen ke pangkalan itu dinaikkan menjadi Rp14.250 per tabung dan Rp 15.075 dari pangkalan ke sub-pangkalan,” katanya. (ibm-mg08/ags)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Tangan Dwi Soetjipto, Pertamina Bakal Buka-bukaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler