jpnn.com - DAYEUHKOLOT - Melambungnya harga gas elpiji 12 kilogram membuat gusar sebagian masyarakat. Sebab, kenaikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat per 1 januari ini membuat sebagian besar masyarakat mengeluh.
Walaupun kenaikan gas elpiji 12 kg ini tidak disertai dengan kelangkaan, namun dikhawatirkan akan mendongkrak kenaikan harga harga kebutuhan pokok lainnya. Seperti yang dikhawatirkan oleh Tjitjih Sutarsih (68) warga Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
BACA JUGA: Vonis PT Sumut Harusnya Diikuti Perintah Penahanan
"Saya tidak menyangka kenaikan harga elpiji 12 KG ini mencapai 60 persen dari harga semula. Ketika saya membeli taunya harga elpiji 12 KG menjadi Rp 126.000 yang semula hanya Rp 80 ribu," ujar Tjitjih, Kamis (2/1).
Bahkan, kegusaran warga dengan naiknya gas elpiji 12 Kg ini tak hanya melanda rumah tangga. Namun dipastikan kalangan pengusaha atau pedagang pun merasa terbebani atas kenaikan tersebut.
BACA JUGA: Tiket KA Tanjungbalai-Medan Habis
"Kalau begini caranya lebih baik kita beralih ke gas elpiji 3 kilogram saja," ujar Maman salah seorang pedagang bakso rumahan di kawasan Dayeuhkolot.
Maman mengaku dengan naiknya harga gas elpiji 12 kilogram yang ia gunakan untuk kebutuhan memasak baksonya ia kini berpikir akan mencoba untuk beralih ke tabung gas elpiji 3 kilogram.
BACA JUGA: Ratusan Honorer Harian Dipecat
"Walaupun agak ribet harus sering ganti tabung, tapi nggak apa apa. Yang penting biaya produksi tidak membengkak," tandasnya.
Maman pun merasa khawatir dengan melonjaknya harga gas elpiji 12 Kg akan ikut mendongkrak harga harga kebutuhan pokok lainnya.
"Selain naiknya harga tabung gas 12 Kg. Saya khawatir akan membuat kelangkaan gas elpiji 3 Kg karena tren masyrakat baik rumah tangga ataupun pedagang akan beralih ke gas elpiji 3 Kg," ungkapnya. (try)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkab Banyuwangi Terus Benahi Bandara Blimbingsari
Redaktur : Tim Redaksi