Harga Jual Anjlok, Peternak Ayam di Banten Gulung Tikar

Senin, 01 Juli 2019 – 15:15 WIB
Peternak memberikan makan ayam di Kampung Ciherang Masjid, Desa Ciherang, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang. Foto: Radar Banten

jpnn.com, PANDEGLANG - Sejak sebulan terakhir harga jual ayam broiler anjlok. Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) melakukan aksi bagi-bagi ayam hidup secara gratis sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang tidak mampu menyelesaikan kelebihan suplai. Anjloknya harga ayam di tingkat peternak juga berdampak ke Banten.

Peternak ayam ras broiler di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Ahmad Paridi mengeluhkan penurunan harga itu. Biasanya ia menjual dengan harga produksi Rp18 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp11 ribu. Paridi menuturkan, penurunan itu sudah terjadi setelah Lebaran 1440 Hijriah.

BACA JUGA: Kementan dan Satgas Pangan Telusuri Penyebab Besarnya Disparitas Harga Ayam

“Habis Lebaran harga sudah mulai turun, dari Rp 15 ribu, Rp 14 ribu sampai saat ini hanya Rp 11 ribu. Harga itu merupakan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat khususnya untuk Provinsi Banten,” katanya kepada Radar Banten.

BACA JUGA: Kementan dan Satgas Pangan Telusuri Penyebab Besarnya Disparitas Harga Ayam

BACA JUGA: Tim Kementan dan Satgas Pangan Investigas Penyebab Disparitas Harga Ayam

Anjloknya harga tersebut, lanjut Paridi, membuat dia dan rekanan sesama peternak ayam terancam berhenti sementara.

“Kalau dipaksakan tetap berternak itu tidak mungkin lagi, dan semuanya juga kebanyakan memilih untuk menutup peternakannya,” tambahnya.

BACA JUGA: Kiai Ma’ruf Amin: Mudah - mudahan Nanti Ada Orang Banten menjadi Presiden

Kerugian juga dialami pedagang ayam di Kabupaten Pandeglang. Sejak minggu lalu, harga jual di harga titik terendah Rp 23 ribu per kilogram dari harga semula Rp 36 ribu per kilogram.

Hal itu terjadi akibat banyaknya pasokan dari perusahaan ternak tidak sebanding dengan jumlah peminat.

Pemilik Agen Putra Mandiri Broiler di Kampung Sukagari, Desa Bama, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Adi Kusnadi mengaku kerugian penjualan daging ayam selama tiga hari terakhir mencapai 30 persen.

“Saya kecolongan, saat naksir harga belanja di ternak dengan harga yang mahal, pas dijual harganya anjlok. Makanya rugi besar saya,” kata Adi tanpa menjelaskan nilai kerugiannya.

BACA JUGA: Harga Ayam Anjlok di Tingkat Peternak, Ada Permainan?

Menurut Adi, sejumlah agen ayam broiler sudah menyampaikan keluhannya kepada pengusaha ternak agar ada upaya stabilitas harga di pasaran.

“Kami sudah protes ke pengusaha peternak. Informasinya para peternak sudah melakukan beberapa kali rapat di internal perusahaan dan pemerintah pusat untuk membahas harga ayam yang anjlok,” katanya.

Adi mengaku, bersama dengan pedagang ayam di Kecamatan Pagelaran sudah menyepakati menahan harga jual eceran daging ayam di angka Rp29 ribu per kilogram kepada konsumen.

“Kita berupaya agar harga jual tetap stabil. Saat ini sudah kembali naik Rp29 ribu per kilogram. Ada yang beli atau tidak harga itu tetap kita tahan agar para pedagang tidak merugi,” katanya.

BACA JUGA: Harga Ayam Anjlok, Ini Langkah Pemerintah

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pasar dan Energi Sumber Daya Mineral (Deperindag dan ESDM) Kabupaten Pandeglang Andi Kusnardi meyakini, harga daging ayam broiler akan stabil dengan sendirinya.

“Masalah harga daging ayam ini skala nasional ya, dan kondisi terparah itu di Jawa. Ini permasalahan pengaturan di hulu saja, terlalu banyak pasokan. Tetapi hal ini sudah ditangani oleh pemerintah pusat. Nanti juga stabil kembali,” katanya. (mg04-tur-jek-bam-/air/ags)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Ayam Anjlok di Tingkat Peternak, Ada Permainan?


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler