Harga Melonjak, Butuh Operasi Pasar

Jumat, 30 Desember 2011 – 13:25 WIB

PURBALINGGA- Pemerintah diminta segera memikirkan upaya penanganan harga beras di pasaran yang semakin melambung sejak awal Desember laluPemerintah dinilai sudah waktunya untuk menggelar  operasi pasar (OP) beras

BACA JUGA: Rukun Harja Genjot Energi



Jika tidak segera dilakukan OP, masyarakat yang akan dirugikan dan semakin terbebani
Hal itu dikatakan Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) wilayah Purbalingga, Drs Mustangin, Kamis (29/12)

BACA JUGA: Aset Tembus Rp 1.388 T, Indonesia Makin Kaya



Menurut dia, tingginya harga beras sampai akhir Desember ini yang bisa menangani tetaplah pemerintah
Operasi pasar diharap mampu mengendalikan harga beras yang semakin melambung.

Mustangin mengatakan, tingginya harga beras di akhir tahun ini bisa terus berlangsung hingga triwulan pertama 2012

BACA JUGA: 2012, Targetkan 8 Juta Wisatawan

Hasil panen masa tanam sebelumnya baru kelihatan di Maret 2012Sementara panenan tahun 2011 masih dibawah standar atau tidak bagus.

Lebih lanjut dikatakan dia, pembagian beras untuk masyarakat miskin juga berpengaruhNamun itu tidak terlalu signifikanTapi, jika berbicara stok nasional untuk raskin memang masih adaMustangin menyebut, saat ini yang minim yaitu stok pada masyarakat karena hasil panen yang tak bagus itu.

Mustangin menuturkan, harga beras di tingkat penggilingan untuk beras jenis IR masing- masing Rp 7.200 perkilogram (biasa), dan Rp 7.500 perkilogram (kualitas)Hanya saja sampai di eceran warung maupun toko kecil sudah mencapai Rp 8 ribu perkilogram untuk beras yang sama.

Pantauan Radarmas (Group JPNN) hingga Kamis (29/12),  di sejumlah warung sekitar perumahan di kota Purbalingga,  harga beras terus melambungPada minggu kemarin masih Rp 7.800 dan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 8 ribu sekilo.

Mustangin memperkirakan, dalam beberapa hari ke depan bisa saja, harga beras naik meski sedikitSaat ini stok beras masih sedikit dan kebutuhan banyak.

Data yang dihimpun Radarmas, lumbung desa se kabupaten Purbalingga yang dinilai bisa mendukung ketahanan pangan tinggal 154 buahMenurut data Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Purbalingga, lumbung tak hanya sebagai penyimpana, melainkan mampu menjadi pengendali harga, memiliki organisasi dan aturan yang jelas(amr/dis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sistem Pencairan Dana APBN Segera Diubah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler