Harga Migor Meroket Dipicu Pungli

GAPKI Usul Ada Subsidi untuk RTM

Senin, 14 Februari 2011 – 16:21 WIB

JAKARTA--Komisi VI DPR RI menyoroti harga minyak goreng (migor) di pasaran yang menunjukkan grafik kenaikan terus menerusKondisi ini sangat kontradiktif dengan meningkatnya produksi CPO (crude palm oil) di Indonesia.

"CPO kita melimpah tapi banyak yang diekspor

BACA JUGA: Apkasindo Ingin Bangun Pabrik Sawit

Saya khawatir jangan-jangan karena tingginya ekspor CPO, membuat kebutuhan pabrik migor akan bahan bakunya menipis sehingga mendongkrak harga minyak," kata Ferrari, anggota Komisi VI DPR RI dalam rapat dengar pendapat dengan Ketua Umum DPP Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joefly Bahroeny dan Apkasindo di gedung DPR, Senayan, Senin (14/2).

Menanggapi itu, Joefly menjelaskan, produksi CPO di Indonesia mencapai 22 juta ton
Yang terserap untuk minyak goreng hanya 6 juta ton

BACA JUGA: Harga BBM Indonesia Masih Paling Murah

Itu sebabnya, mau tidak mau sisa dari CPO yang terserap itu harus diekspor.

"Harga minyak goreng naik bukan karena kurangnya bahan baku
Harga naik karena tidak stabilnya harga migor di dalam negeri yang dipicu oleh banyaknya pungutan pada pengusaha," ungkapnya.

Untuk mengantisipasi itu, Joefly menyarankan pemerintah perlu mengambil kebijakan dalam menstabilkan harga migor di dalam negeri

BACA JUGA: Pemerintah Terbitkan Sukuk Dana Haji Rp 6 T

Namun mekanismenya tidak distortif pada industri CPO.

Selain itu perlu ada subsidi bagi harga migor untuk rumah tangga miskin (RTM)"Usulan perlu diberikan subsidi harga Migor untuk RTM sudah kami ajukan ke Menko PerekonomianDana subsidi ini diambil dari biaya keluar 3 persen dari pengusahaKami sudah hitung jumlahnya mencukupi untuk subsidi RTM," tuturnya(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Kedelai Melambung, Pabrik Tahu Terpuruk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler