Harga Minyak Merangkak Naik

Rabu, 07 Desember 2011 – 03:03 WIB

JAKARTA - Para pelaku usaha yang memiliki eksposur bahan bakar minyak (BBM) tinggi terhadap kegiatan usahanya, harus mulai waspadaPasalnya, saat ini harga minyak mulai merangkak naik.

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo melalui Tim Harga Minyak mengatakan, harga minyak indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sepanjang November lalu sudah mulai merangkak naik

BACA JUGA: Antam Naikkan Obligasi Rp 3 Triliun

"Ini sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama dunia," ujarnya, Selasa (6/12).

Data Kementerian ESDM menunjukkan, selama November 2011, ICP mencapai USD 112,94 per barel, naik USD 3,69 per barel dibandingkan periode Oktober 2011 yang sebesar USD 109,25 per barel
Sementara harga minyak Minas/SLC mencapai USD 116,04 per barel, naik USD 5,53 per barel dari USD 110,51 per barel pada bulan sebelumnya.

Tim Harga Minyak menyebut, peningkatan harga minyak dipicu oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya permintaan minyak akibat musim dingin yang datang lebih awal di belahan bumi utara, serta laporan EIA (Energy Information Agency) pada November 2011 yang memperkirakan konsumsi minyak mentah dunia untuk 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,1 juta barel per hari akibat peningkatan konsumsi minyak Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya.

Selain itu, suplai minyak mentah global juga terus tertekan, antara lain disebabkan tidak optimalnya produksi negara non-OPEC sehingga mengarah pada penurunan stok minyak mentah global

BACA JUGA: Cikini Gold Center Masuki Topping Off

"Juga ada kekahawatiran pelaku pasar akan turunnya pasokan dari kawasan Timur tengah akibat isu program nuklir Iran dan pergolakan politik di Mesir dan Syria," katanya.

Faktor lainnya adalah semakin membaiknya ekonomi AS
Hal itu diindikasikan dari turunnya pengangguran dan meningkatnya konsumsi serta meredanya kekhawatiran pasar atas krisis finansial Zona Eropa setelah upaya penurunan suku bunga oleh Bank Central Eropa.

Untuk kawasan Asia Pasifik, lanjut dia, peningkatan harga ditopang oleh meningkatnya permintaan minyak mentah oleh kilang-kilang Asia (terutama Tiongkok dan India) setelah berakhirnya periode pemeliharaan berkala selama musim gugur dan meningkatnya konsumsi minyak jenis direct burning di Jepang saat memasuki musim dingin, terutama akibar belum beroperasinya sejumlah PLTN pasca gempa bumi.

Namun, ada beberapa faktor yang dapat memperlemah harga minyak, diantaranya ketidakpastian ekonomi global akibat masih rapuhnya perekonomian Eropa yang berpotensi memicu resesi serta belum adanya solusi masalah di AS, antara lain defisit anggaran dan tingginya angka pengangguran.

Selain itu, ada potensi peningkatan produksi minyak mentah global, terutama dari lapangan-lapangan mintak di AS, negara-negara bekas Uni Soviet, dan Libya serta peningkatan kapabilitas ekspor minyak mentah Irak

BACA JUGA: Beras Adan Dapat Hak Paten

(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Kembangkan LM3 Model


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler