JAKARTA--Penurunan harga minyak dunia tidak bisa menolong defisit APBNPemerintah juga kesulitan menurunkan asumsi harga minyak dari USD 130 per barrel, meski harga di pasaran saat ini sekitar USD 113 per barrel
BACA JUGA: Libur Nasional, KPU Tetap Buka
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu di Jakarta, Selasa (12/8).Dikatakannya, turunnya harga minyak dunia tidak serta merta menolong defisit APBN, karena meningkatnya konsumsi BBM terutama premium menjadi 38,9 juta kilo liter
BACA JUGA: Wagub Jambi Segera Diadili
"Itu karena subsidi terbesar diberikan pada minyak tanah
BACA JUGA: Jaksa Agung Lepas Nare dengan Isak Tangis
Mengenai kepastian penurunan asumsi harga minyak APBN, Anggito mengatakan masih akan menunggu proyeksi harga minyak mutakhir dan proyeksi ekonomi dunia"Kita belum tahu penurunan harga ini apa sementaraSaat ini kita juga masih menunggu proyeksi ekonomi dunia karena proyeksi ekonomi dunia juga bergerak mempengaruhi suplay dan demand minyak dunia, " tukasnya.
Sementara Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Mardiasmo mengatakan, pihaknya tengah membahas Rancangan Undang-Undang penghematan BBM untuk disahkan DPRHal itu diharapkan dapat membantu menekan konsumsi BBM dengan cara pengenaan pajak bahan bakar, penentuan tarif kendaraan pajak motor yang baru, tarif parkir baru, serta penerapan elektronik Road Pricing(esy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masyarakat Riau Doakan Nare
Redaktur : Tim Redaksi