Harga Pangan Pokok di Kota Yogyakarta Stabil

Selasa, 13 November 2018 – 16:03 WIB
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengunjungi Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta, Selasa (13/11). Foto: Humas Badan Ketahanan Pangan

jpnn.com, YOGYAKARTA - Pemerintah berupaya keras mengantisipasi terjadinya fluktuasi harga pangan menjelang akhir tahun melalui peningkatan produksi dan perbaikan tata niaga sebagai solusi permanen mengatasi gejolak harga pangan.

Demikian dikatakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi seusai mengunjungi Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta, Selasa (13/11).

BACA JUGA: Peluang RI jadi Penghasil Produk Organik Terbesar di Dunia

Setelah melihat langsung kondisi pasokan dan perkembangan harga pangan pokok dan strategis di Kota Yogyakarta, Agung memgungkapkan bahwa harga komoditas pangan pokok dan strategis di Yogyakarta pada pekan pertama November cukup stabil.

"Seperti tadi kita lihat sama sama harga telur normal di harga 20 - 21 ribu, daging ayam dan sapi juga normal, bawang merah 20 ribu bawang putih 20 ribu. Hanya cabe merah keriting yang agak mahal ya 20 ribu. Ini juga bisa dibilang masih normal," jelas Agung.

BACA JUGA: BKP Kementan: Masalah Komunikasi & Distribusi Perlu Dibenahi

Menurut Agung, ini artinya harga bahan pokok di jogja terkendali. Dia pun berharap harga terkendali sampai akhir tahun, karena biasa nya untuk menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional ( HBKN) ada lonjakan permintaan barang.

"Tapi tadi ada pengakuan pedagang, kalau natal dan tahun baru tidak terlalu ada lonjakan seperti lebaran Idulfitri, mudah mudahan akan terus begini, jadi masyarakat akan dapat harga wajar dan pedagang untung," tambahnya.

BACA JUGA: Satgas Pangan Targetkan Awal Desember Distribusi Aman

Dalam kunjungannya Agung juga mengunjungi stand Toko Tani Indonesia (TTI) di halaman parkir Pasar Beringharjo. Dia mengungkapkan bahwa kehadiran TTI berperan dalam mengontrol harga.

"TTI disini jual telur 17.500, beras 8800, didalam (pasar) paling tinggi harga 9000, jadi kan di dalam pasar sungkan mau naikin harga tinggi tinggi karena di sini banyak," ungkapnya.

Jadi walaupun jumlah TTI belum terlalu banyak, menurut Agung kehadiran TTI berfungsi mengontrol harga dan bukan untuk menyaingi pedagang pasar.

Terkait pasokan bahan pangan, Agung mengungkapkan bahwa kondisi pasokan terlihat dalam posisi selalu aman. Hal ini dikarenakan ada panen terus setiap bulan.

"Sudah kita cek juga pasokan cukup, beras cukup bawang melimpah, telur apalagi dan daging ayam, bahkan kita sudah ekspor," jelasnya.

Menjelang akhir tahun, menurut Agung, pihaknya akan terus melakukan pemantauan harga.

"Manakala harga melonjak, kita akan lakukan operasi pasar, tapi saya harapkan tidak ada operasi pasar," tegasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Targetkan Bangun 10 Industri Bahan Pangan Lokal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler