SUMENEP - Krisis bahan bakar minyak (BBM) melanda kepulauanKini minyak tanah (mitan), premium, dan solar langka
BACA JUGA: Mencuri untuk Main Facebook
Kalaupun ada, harganya melonjak tinggi.Yang paling parah premium yang harganya bisa tembus Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per liter di Arjasa dan Rp 8 ribu di SapekenBadrul Aini, anggota DPRD Sumenep, mengatakan, masyarakat kepulauan mulai gelisah karena BBM langka
BACA JUGA: 12 JCH Sumenep Gagal Berangkat
Aktivitas warga mulai lumpuhMenurut dia, kelangkaan BBM di kepulauan akibat agen penjualan minyak dan solar (APMS) banyak menimbun BBM
BACA JUGA: Demokrat Lepas Pemudik
Terkesan warga tidak mendapatkan jatah"Bahkan, terkadang APMS menjual ke pengepul," tuturnyaPadahal, sambungnya, seharusnya BBM pasokan kepada masyarakat lebih diprioritaskan"Jangan hanya dijual ke pengepul saja," ingatnya.Sahrul, warga Kec Arjasa, mengatakan, BBM di Arjasa justru sering langka sejak ada APMSSelain itu, banyak APMS menjual minyak melebihi harga eceran tertinggi (HET)"Belum lagi ada APMS yang menimbun," katanyaSedangkan di Kec Sapeken, menurut Dul Siam, anggota dewan asal kepulauan juga, harga BBM tidak terlalu tinggiPremium misalnya, Rp 8 ribu per liter"Kendati demikian, warga tetap saja resah dengan kondisi seperti itu," ujarnya.
Warga yang akan melaut juga gelisahBBM yang akan digunakan terbatas"Kalau ini dibiarkan, maka akan terjadi kebekuan ekonomi di kepulauan," ingatnyaMenurut dia, semakin mendekati Idul Fitri, kelangkaan BBM semakin menjadi.
Terpisah, Kabag Ekonomi Setkab Sumenep Suprayugi belum mengetahui adanya kelangkaan BBM di kepulauanDia menduga, kelangkaan terjadi akibat adanya pengurangan pasokan BBM dari PT PertaminaNamun, itu hanya terjadi kepada wilayah yang sudah melakukan konversi dari mitan ke elpiji"Seharusnya untuk kepulauan belum ada pengurangan (pasokan BBM)Sebab, belum ada konversi," tuturnya.(red/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Jalur Rawan di Pandaan
Redaktur : Tim Redaksi