jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan, kelonggaran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akan mendorong pasar properti.
Alasannya, relaksasi tersebut cenderung meningkatkan permintaan rumah di segmen menengah ke bawah.
BACA JUGA: Rumah Harga di Atas Rp 1,5 Miliar Paling Laris
"Segmentasi itu saling terkait. Jika yang bawah naik, segmen yang ada di atasnya akan ikut naik," ujar Totok kepada Jawa Pos, Jumat (22/2).
Apalagi, ada berbagai stimulus seperti relaksasi loan to value (LTV) serta rencana kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
BACA JUGA: Penjualan Properti Sekunder Masih Dominan
Stimulus-stimulus itu akan membantu properti pulih dari permintaan yang saat ini terbilang lesu.
"Harga properti sekarang belum membuat pembeli pertama berminat. Relaksasi ini akan menggairahkan daya beli mereka," tambah Totok.
BACA JUGA: Yakinlah, 2019 Jadi Momentum Kebangkitan Industri Properti
Disinggung mengenai risiko adanya spekulan, Totok menegaskan, pihaknya mengakui bahwa potensi tersebut memang ada.
Karena itu, REI sudah mengajukan sejumlah usulan teknis yang mengatur bahwa harus dipastikan pengakses FLPP adalah pembeli pertama atau end user.
"Kami juga tidak mau, lah, fasilitas ini dinikmati spekulan,'' kata Totok.
Menurut dia, Wapres Jusuf Kalla sudah setuju dengan usul REI. Namun, pemerintah meminta waktu untuk menggodok aturan teknisnya sebelum ditetapkan.
Totok menambahkan, rencana melonggarkan batas gaji penerima FLPP awalnya diusulkan untuk diprioritaskan bagi ASN, TNI, dan Polri.
Akan tetapi, selanjutnya berkembang agar masyarakat umum juga bisa merasakannya.
"Jika berjalan lancar, selanjutnya dibuka untuk umum. Kami rasa pemerintah juga setuju," kata Totok. (han/agf/c17/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sistem OSS Belum Mudahkan Industri Properti
Redaktur & Reporter : Ragil