Harga Rokok Naik Pelan - pelan, Bikin Penduduk Tambah Miskin

Rabu, 17 Juli 2019 – 09:27 WIB
Rokok dan asbak. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Hingga Maret 2019, tercatat ada 25,14 juta penduduk yang masuk kategori miskin. Jumlah tersebut turun 810 ribu penduduk miskin jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut inflasi terkendali sebagai salah satu faktor penurunan jumlah penduduk miskin.

BACA JUGA: BPS: Pengendalian Inflasi Sangat Bagus

’’Harga komoditas pokok turun signifikan,’’ ujarnya (15/7). Penduduk miskin memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. BPS mencatat garis kemiskinan pada Maret 2019 menjadi Rp 425.250 per kapita per bulan secara nasional dan berbeda di setiap daerah.

Dia menyatakan, makanan menjadi penyumbang tertinggi terhadap garis kemiskinan. Yakni, mencapai 71,64 persen di wilayah perkotaan. Sisanya, 28,36 persen, berasal dari komponen perumahan, bensin, listrik, pendidikan, maupun angkutan.

BACA JUGA: Awal Ramadan Pekan Pertama Mei, Inflasi Lebih Tinggi

Di pedesaan, sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan mencapai 76,48 persen. ’’Ini mengindikasikan stabilisasi harga pangan harus betul-betul dijaga,’’ tuturnya.

BACAJUGA: Barbie Kumalasari Harus Paham, Kasus Ikan Asin Menyangkut Harga Diri Perempuan

BACA JUGA: BPS Sebut Harga Pangan Sepanjang Ramadan Lebih Baik Ketimbang Periode Sebelumnya

Penyumbang tertinggi kedua terhadap garis kemiskinan adalah rokok keretek filter yang masing-masing 12,22 persen di perkotaan dan 11,36 persen di pedesaan. ’’Kontribusi rokok naik karena setiap bulan inflasi meningkat 0,01 persen. Harga rokok naik pelan-pelan, tetapi tidak ada yang mempertanyakan,’’ kata Suhariyanto.

Jika dilihat dari persentase, jumlah penduduk miskin hingga Maret 2019 tercatat 9,41 persen atau menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 9,82 persen. Dari jumlah tersebut, persentase penduduk miskin di desa mencapai 12,85 persen, sedangkan kota 6,89 persen.

Meski jumlah penduduk miskin menurun, tugas pemerintah kian berat dalam menekan lagi tingkat kemiskinan. Sebab, pemerintah kini berhadapan dengan masyarakat yang benar-benar susah keluar ke atas garis kemiskinan.

’’Sebagian besar masyarakat yang miskin ekstrem ini tidak memiliki modal. Makanya, kebijakan sertifikasi tanah oleh Presiden Joko Widodo sangat penting,’’ tandasnya. (vir/c14/oki)

Kekeringan sudah melanda ribuan desa:

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Harga Bahan Pangan dan Tiket Transportasi Picu Inflasi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler