jpnn.com, SURABAYA - Harga sapi timbang mulai naik menjelang Iduladha. Hal itu disebabkan permintaan daging sapi yang meningkat.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif mengatakan, setelah Lebaran, harga sapi timbang hidup mencapai Rp 47.000 per kilogram.
BACA JUGA: Kunjungi Jatim, Caketum PSSI Terus Gerilya Mencari Dukungan
”Sekarang harganya mencapai Rp 51.000 per kilogram,” katanya, Kamis (11/7).
BACA JUGA: FFI Kirim Empat Peternak Sapi Indonesia untuk Studi Banding ke Belanda
BACA JUGA: Strategi Pemprov Jatim Genjot Investasi Sektor Manufaktur
Jika dihitung, kenaikan per kilogramnya memang tidak banyak. Namun, jika berat satu sapi satu kuintal, kenaikan harga itu akan menjadi sangat terasa.
Muthowif menambahkan, fenomena itu membuat para pedagang sapi bergerak cepat.
BACA JUGA: Kawasan Industri di Jatim Masih Sangat Menjanjikan
”Pedagang sudah turun ke pasar. Mereka mencari sapi kualitas terbaik,” jelas Muthowif.
Sapi-sapi kualitas terbaik tersebut akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan Iduladha.
Sementara itu, kualitas di bawahnya akan dijual di pasar reguler sebagai daging potong.
Karena harga sapi timbang hidup naik, harga daging di pasar juga akan terimbas. Namun, sejauh ini harga daging sapi di pasar-pasar tradisional Jatim masih aman.
Data Siskaperbapo milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim menunjukkan harga rata-rata daging sapi sampai kemarin masih Rp 108.461 per kilogram.
Dua hari sebelumnya harga sempat mencapai Rp 109.305 per kilogram.
Dalam kesempatan itu, Muthowif meminta pemerintah meninjau kembali kebijakan tata niaga sapi. Terutama aturan untuk sapi yang dikirim ke luar provinsi.
Sebab, ada banyak pembeli dari luar daerah yang tidak mengantongi surat izin saat bertransaksi.
”Itu akan berpengaruh pada retribusi daerah. Bahkan, untuk membeli satu ekor saja, konsumen dari luar daerah perlu surat izin,” ungkapnya. (res/c10/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hambatan Utama Industri Alas Kaki
Redaktur & Reporter : Ragil