jpnn.com, JAKARTA - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau kembali pecah rekor.
Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau Defris Hatmaja membeberkan tanaman sawit usia 10-20 tahun pecah rekor, yakni Rp 4.183,51 per kilogram.
BACA JUGA: Minyak Goreng Langka, Ada Kaitan dengan Wacana Perpanjang Masa Jabatan Presiden?
Menurutnya, hal itu lantaran dipicu kenaikan harga CPO refinitiv di banderol di level ringgit Malaysia (MYR) 6.554/ton atau naik 4,46 persen.
"Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali naik pada perdagangan hari Senin (7/3)", kata Defris, di Pekanbaru, Selasa (8/3).
BACA JUGA: Waduh! 6 Produsen Minyak Goreng Tutup, Menperin Diminta Bertindak
Namun, selang beberapa menit perdagangan harga CPO memangkas kenaikannya menjadi 3,11 persen ke MYR 6.471 per ton.
Harga CPO acuan Malaysia telah melonjak 45 persen pada 2022 ke rekor tertinggi.
BACA JUGA: Pak Mendag Minyak Goreng Rp 14 Ribu ke Mana?
Defris menyebut hal itu dikarenakan adanya pembatasan ekspor oleh produsen utama CPO yaitu Indonesia dan gangguan pasokan minyak bunga matahari karena konflik Ukraina.
"Produsen CPO harus tetap menghadapi biaya operasional yang lebih tinggi, terutama karena pasokan pupuk yang bergantung oleh sumber petrokimia yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasarnya juga melonjak," ucap Defris.
Analis komoditas menyebut harga sawit pecah rekor tersebut menyebabkan produsen CPO seperti Indonesia dan Malaysia menunda pembuatan biodiesel.
Produsen CPO memutuskan untuk beradaptasi dengan situasi pasar.
Di sisi lain, ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan pasokan minyak goreng di pasar tetap tersendat, meski produsen CPO enggan membuat biodisel.
"Di pasar pasokan cukup sulit, ini haru segera ditanggulangi," ucapnya.
IKAPPI mengaku tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melancarkan distribusi minyak goreng.
"Sebentar lagi bulan puasa, kami khawatir jika pasokan minyak goreng masih seperti ini," tegas Mansuri. (antara/mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia