jpnn.com, BATAM - Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) BP Batam dari sektor bandara menurun sejak tingginya harga tiket pesawat dalam beberapa bulan terakhir ini.
Akibat mahalnya harga tiket tersebut berimbas ke jumlah penumpang dan juga diikuti jumlah penerbangan yang turun drastis.
BACA JUGA: DLH Klaim Pantai Nongsa sudah Bersih dari Limbah Sludge Oil
Berdasarkan data BP Batam yang membandingkan antara Januari-Maret 2018 dengan periode yang sama di tahun 2019, PNBP turun hingga 24 persen dari Rp 66,2 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 50 miliar.
“Sebelum Natal tahun lalu, Garuda dan Lion kurangi pesawat karena maintenance,” ucap Deputi III BP Batam, Dwianto Eko Winaryo, Selasa (16/4/2019) di Marketing Centre BP Batam.
BACA JUGA: Pulau Putri Jadi Destinasi Wisata Baru di Kota Batam
Tapi setelah Natal dan Tahun Baru, jumlah penerbangan malah tidak bertambah seperi biasanya lagi.
“Garuda yang tadi enam penerbangan tinggal dua,” ujarnya.
BACA JUGA: Tak Terima Ditipu, Amat Tantoso Tikam Pengusaha Asal Malaysia
Sehingga pada Januari lalu, BP Batam memanggil lagi Garuda dan Lion. Saat itu, alasannya yakni karena jumlah penumpang rutin.
“BP Batam minta Garuda sediakan empat penerbangan,” ungkapnya.
Namun, setelah itu harga tiket pesawat naik secara luar biasa. BP mempertanyakan hal tersebut langsung kepada maskapai penerbangan yang ada di Batam.
“Saat itu saya tanya apa Anda sengaja naikkan harga tiket dan kurangi penerbangan, supaya penumpang rebutan. Kalau begitu, Pak Menteri harus tahu kasus Batam ini,” katanya menuturkan kegusarannya saat pertemuan dengan maskapai tersebut.
Makanya sejak saat itu, Garuda pun menambah penerbangannya hingga empat penerbangan. Apalagi sejak April, Menteri Perhubungan menetapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat.
“Lion sudah normal, tapi penerbangannya belum. Garuda pun sudah empat atau lima. Sehingga opsi masyarakat juga bertambah,” paparnya.
Selain faktor peningkatan harga tiket pesawat, penyebab turunnya PNBP yang lain berasal dari tarif kargo yang mulai diberlakukan awal tahun lalu.
“Kenaikan tarif kargo ini luar biasa. Sehingga menyebabkan jumlah penumpang dan kargo turun. Tapi kami akan tetap jaga PNBP bandara agar bisa capai target,” jelasnya.
Kenaikan harga tiket pesawat yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan ini memang membuat pengusaha di Batam khawatir. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid mengatakan sangat prihatin dengan kondisi penerbangan kita sekarang ini. Selain harga tiket yang naik dan bagasi berbayar, ongkos kargo udara juga naik signifikan.
“Kenaikan ongkos kargo ini akan memiliki dampak berantai kepada sektor lain. Ketika jasa pengiriman membayar biaya kargo yang semakin mahal maka mereka akan membebankannya kepada konsumen. Kebanyakan konsumen perusahaan jasa pengiriman ini adalah para penjual online,” ungkapnya.
Hal ini akan bermuara pada melemahnya daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang melemah akan berdampak pada menyempitnya lapangan pekerjaan sehingga pengangguran akan meningkat. Sehingga hal ini akan menekan laju pertumbuhan ekonomi pada akhirnya.
Ia menyarankan agar pemerintah sebaiknya segera mencarikan solusi untuk hal ini.
“Pada ujungnya nanti tindakan menaikan tarif serempak ini akan jadi bumerang juga bagi maskapai penerbangan sendiri. Akibatnya semua pihak dirugikan dalam kasus ini,” ucapnya. (leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ronni Priska Tewas setelah Dihantam Pakai Pelat Besi
Redaktur & Reporter : Budi