Hargobind Punjabi Tahilramani, Teroris yang Diusulkan Dapat Remisi Natal

Tertangkap Lantaran Berlogat Iran dan Rusia

Senin, 27 Desember 2010 – 08:38 WIB
Hargobind Punjabi Tahilramani di LP Cipinang, Jakarta, Sabru malam (25 Desember 2010). Foto: Muhamad Ali / JAWA POS

Saat Natal tahun ini Lapas Kelas I Cipinang mengusulkan 99 napi (narapidana) yang beragama kristiani memperoleh remisiSeorang di antara mereka adalah napi teroris yang pernah menggegerkan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada 2008.
--------------------------------------------------------
THOMAS KUKUH - SEKARING RATRI, Jakarta
--------------------------------------------------------
SUASANA gereja mungil di dalam Lapas Cipinang tidak seperti biasanya hari itu (23/12)

BACA JUGA: Mahalli Bin Jazuli, Pemain Malaysia Keturunan Indonesia

Puluhan napi beragama Nasrani tampak sibuk mempercantik panggung mini dan tenda yang didirikan di depan gereja


Salah seorang di antara yang sibuk itu adalah Hargobind Punjabi Tahilramani, napi keturunan India

BACA JUGA: Konflik Ayu Azhari dengan Anak-anaknya yang Tak Kunjung Berakhir

Wajahnya semingrah
"Saya mau nyanyi pada perayaan Natal nanti," kata dia kepada Jawa Pos

BACA JUGA: Ketika Warga Indonesia Antre Tiket Piala AFF di KBRI Kuala Lumpur



Dengan gaya seolah-olah sedang menyanyi di depan mikrofon, tingkah kocak Gobind , sapaan Hargobind Punjabi Tahilramani, mengundang tawa teman-temannyaPantas saja Gobind pandai menyanyiSebelum masuk penjara, dia bekerja di sebuah label musik internasional yang banyak berhubungan dengan dunia tarik suara"Saya pernah mendatangkan beberapa artis mancanegara ke sini (Jakarta)," kata mantan International Label Manager EMI Indonesia itu

Penampilan dan gaya Gobind  sedikit genitTentu,  tidak banyak yang menyangka bahwa dia masuk penjara karena didakwa  sebagai terorisYa, pada April 2008, pria tinggi besar itu menggegerkan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di JakartaDia iseng meneror lewat telepon bahwa di Kantor Kedubes AS ada bom yang siap meledakSelain itu, dia juga mengancam akan meledakkan Pentagon dan FBI (The Federal Bureau of Investigation)

Tetapi, ancaman itu tidak terbukti di lapanganKeberadaan Gobind justru terlacak dan akhirnya dia ditangkapDia lalu diadili dengan sangkaan terorismeHakim akhirnya memvonis Gobind dengan hukuman 3 tahun 4 bulan penjaraSaat menceritakan kisah tragisnya itu, ekspresi Gobind terkesan tanpa bebanBahkan, dia sering tertawa mengingat kejadian yang membawanya ke balik terali besi tersebut"Padahal saya cuma iseng lho," katanya lalu ngakak lagi sambil menutup wajah dengan tangannya.

Gobind mengatakan, sebelum terjerat kasus terorisme, pada awal 2008 sebenarnya dirinya sudah masuk Lapas Cipinang karena kasus penggelapanDia bersengketa dengan keluarga besarnya sendiri dan dinyatakan kalahDia pun divonis bersalah dan harus menjalani hukuman satu tahun.

Nah, sejak saat itu, pria kelahiran Jakarta tersebut tidak pernah lagi mendapat perhatian dari orang tua dan keluarganyaDia pun merasa dikucilkan dan frustrasiPuncaknya, pada 21 April 2008,  dia bertindak nekatDari dalam selnya, Gobind meraih telepon selulernyaDia lalu mengontak Kantor Kedubes Amerika Serikat di JakartaBungsu di antara tiga bersaudara itu memang akrab dengan nomor tersebut karena sering mengontaknya ketika mengurus visa studi di AmerikaPada 1996"2001, Gobind menempuh pendidikan S1 dan S2 bidang marketing di Bradley University, Illinois; dan Wharton University, Pennsylvania

Awalnya, Gobind dan petugas kedubes yang menerima teleponnya berdiskusi tentang kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai DemokratYaitu antara Barack Obama dan Hillary Clinton"Saya cukup tahu tentang politik Amerika karena saya lama tinggal di sana," kata dia

Dari perbincangan dengan petugas kedubes itulah, kemudian muncul niat jahat  Gobind yang saat itu menggunakan nama samaran MichelDia yang awalnya berbahasa Inggris dengan logat Amerika langsung mengubah logatnya"Saya pakai logat Iran," ujarnya, lalu terkekeh"There"s a bomb and it's going to explode in 72 hours," ucapnya kepada petugas kedubes itu

Si petugas tentu saja kaget mendapatkan ancaman dari GobindApalagi Gobind langsung mematikan selulernyaUlah pria yang berulang tahun setiap 31 Oktober itu bukan hanya ituSekitar 20 menit kemudian dia menelepon Kedubes AS lagi.  "Kali ini saya pakai logat Rusia," kata pria 36 tahun itu

Kali ini dia mengancam akan meledakkan gedung Pentagon dan FBI di AmerikaMengetahui petugas yang menjawab teleponnya panik, Gobind langsung menutup pembicaraan"Saya tahu mereka sangat ketakutan dengan ancaman sayaSuara saya memang mirip orang Iran dan orang RusiaIni namanya strategi," tutur dia lalu cekikikan

Puas membuat panik orang-orang Kedubes AS, Gobind lalu tidurDia tidak memikirkan risiko yang bakal diterimanya dengan ulah iseng itu"Keisengan saya itu untuk melampiaskan kekesalan saya kepada keluarga."

Namun, tidak dia sangka, seminggu kemudian dia dikejutkan oleh pengepungan selnya oleh personel Densus 88 AntiterorDia pun diminta mengakui perbuatannya meneror Kedubes AS dengan ancaman bom"Saya nggak ngakuMalah saya muntah-muntah karena ketakutan," katanya lalu terpingkal-pingkal mengenang peristiwa itu"Siapa yang nggak muntah, lha saya dikepung 50-an anggota Densus," imbuhnya

Setelah diinterogasi intensif, Gobind akhirnya mengakui perbuatannyaKali ini giliran densus yang terpingkal-pingkal mendengar pengakuan Gobind"Saya terus disuruh ngetik BAP (berita acara pemeriksaan) sendiri," katanya

Menurut cerita Gobind, sebelum menangkap dirinya, anggota densus bingung mengetahui sinyal HP peneror itu ada di dalam Lapas CipinangBahkan, yang pertama dicurigai adalah para napi teroris"Para napi teroris pun ditanya satu per satuTapi nggak ada yang ngakuTeroris yang asli malah bingung sendiri," kata Gobind

Polisi akhirnya mengangkap Gobind berkat petunjuk Kepala Seksi Registrasi Catur FatayaniSaat itu densus menjelaskan petunjuknya bahwa sang peneror menggunakan logat Iran dan Rusia saat meneleponDari situlah penyamaran Gobind terbongkarCatur langsung menunjuk Gobind sebagai pelaku

Gobind memang dekat dengan CaturKarena itu, Catur tahu benar gaya Gobind yang mahir berbahasa Inggris dengan berbagai logat"Kalau mengingat kejadian itu, saya benar-benar malu dan menyesal." Pada Natal kali ini, nama Gobind diusulkan menjadi satu-satunya napi teroris yang mendapat remisi (pengurangan hukuman)"Saya bersyukur diusulkanMudah-mudahan dikabulkan," ucapnya

Namun, hingga kemarin Sabtu malam (25/12), nama Gobind belum diputuskan untuk mendapat remisi"Khusus napi teroris dan korupsi belum keluar SK (surat keputusan) remisinya dari Dirjen PemasyarakatanMudah-mudahan besok (27/12) sudah keluar," kata Kepala Bidang Pembinaan Lapas Cipinang Samsul Hidayat(*/c1/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamatkan Sebelas Bayi dengan Tempe


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler