jpnn.com, JAKARTA - Hari ini (13/4) ujian tulis berbasis komputer seleksi bersama masuk perguruan tinggi (UTBK SBMPTN) 2019 dimulai. Tercatat, 136.502 peserta akan mengikuti tes hari pertama.
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Ravik Karsidi menuturkan, UTBK SBMPTN digelar dalam dua sesi. Sebanyak 68.586 orang akan mengikuti sesi pagi yang dimulai pukul 07.30 sampai 11.45.
BACA JUGA: Pengumuman Penting untuk Peserta UTBK SBMPTN 2019
Sedangkan, sesi siang berlangsung pukul 12.30 hingga 16.45 diikuti 67.916 peserta se-Indonesia.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta itu menegaskan, peserta harus hadir sesuai jadwal yang dipilih. Jika mendadak tidak bisa mengikuti tes sesuai jadwal, tidak ada tes susulan di lain hari. ”Ya dianggap batal ikut UTBK,” kata Ravik.
BACA JUGA: Informasi Seputar UTBK SBMPTN 2019
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Ismunandar menyampaikan kepada peserta UTBK yang mulai ujian Sabtu besok untuk santai saja. ”Karena semua (soal, Red) mengukur potensi yang ada. Potensi pada calon mahasiswa,” tuturnya.
BACA JUGA: Berita Terbaru PPDB 2019, 90 Persen Kuota Sistem Zonasi
BACA JUGA: Informasi Penting bagi Pendaftar UTBK di Unair
Kemudian untuk materi ujian akademik, tujuannya untuk mengukur pemahaman mereka. Soal-soal yang bakal diujikan cenderung berkategori high order thinking. Meskipun begitu soal yang menuntut pemikiran tingkat tinggi tersebut bukan melulu soal yang sulit. Sebab inti soal high order thinking menguji logika peserta ujian.
”Hadapi (UTBK, Red) seperti ujian biasa,” jelas guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Ismunandar kemudian menuturkan terkait kesiapan infrastruktur ujian. Menurut dia panitia sudah melaporkan bahwa seluruh infrastruktur sudah siap. Bahkan panitia UTBK juga sudah melakukan antisipasi pada kondisi khusus. Misalnya untuk peserta ujian yang tuna netra.
”Biasanya (soal untuk tuna netra, Red) dibacakan,” terangnya. Tetapi dalam UTBK kali ini panitia membuat inovasi berupa perangkat luna khusus untuk menyajikan soal supaya bisa didengarkan oleh peserta ujian. Kemudian siswa tersebut bisa langsung menjawab tanpa harus dibacakan soalnya. Namun inovasi ini masih belum terlalu bagus untuk soal-soal yang berisi grafik.
Kemudian Ismunandar juga mengomentari terkait keluhan lokasi ujian yang terbatas. Misalnya pelamar UTBK dari wilayah Jakarta, kehabisan pilihan tempat ujian. Sehingga harus ”terlempar” melakukan ujian di luar ibukota.
Ismunandar menuturkan panitia sejatinya sudah melakukan antisipasi. Pelaksanaan lokasi ujian tidak hanya di kampus. Tetapi juga meminjam ruangan di sekolah-sekolah.
Hanya saja panitia tidak bisa mencegah adanya pendaftar dari luar Jakarta yang memilih lokasi ujian di Jakarta. Akibatnya lokasi ujian di Jakarta diperebutkan antara orang dari dalam dan luar Jakarta. (han/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NISN dan NPSN Sejumlah Siswa MA tak Muncul di Laman UTBK
Redaktur & Reporter : Soetomo