Hari Perempuan Internasional, Ini 12 Kisah Menginspirasi (4)

Selasa, 10 Maret 2015 – 08:45 WIB

jpnn.com - Gioaia Gottini

BACA JUGA: Merasa Lega Duo Bali Nine Diperlakukan Penuh Hormat di Nusakambangan

Gioaia Gottini adalah pendiri Rete al Femminile, sebuah grup pengusaha perempuan di Italia. Gioia memiliki cita-cita memberdayakan perempuan untuk mencapai kemandirian finansial.

Gioia mengelola bisnis pribadinya di Turin sebagai pelatih karir perempuan dan pernah mengalami kesulitan untuk memulai usahanya sendiri di Italia.

BACA JUGA: Hari Perempuan Internasional, Ini 12 Kisah Menginspirasi (3)

Pada Maret 2013, Gioia membuat Facebook Group untuk terhubung dengan perempuan pekerja lainnya di Turin – perempuan yang bekerja menjadi hal yang biasa di Italia akibat krisis ekonomi yang membatasi kesempatan kerja.

Melalui pertemuan bulanan yang diselenggarakannya serta dukungan secara online, grup ini pun menjadi sumber informasi yang berharga bagi anggotanya.

BACA JUGA: Dua Pilot Ini Keliling Dunia dengan Pesawat Tenaga Surya

Setelah mengulas tentang masalah ini di sebuah pembicaraan TEDxWomen tahun 2014, Gioia memutuskan untuk bekerja dengan perempuan di provinsi Italia lainnya dan memulai grup Rete al Femminile di Facebook.

Sampai sekarang, sudah ada 30 grup di Italia, walaupun grup-grup tersebut berbeda di setiap kotanya, mereka tetap mengadakan acara reguler dan membantu perempuan lainnya untuk memulai dan memperluas usaha mereka.

Gioia juga telah melihat banyak anggota yang pada akhirnya bertemu dan memulai bisnis bersama.

Mavis Mendonca Smith

Mavis Mendonca Smith merupakan salah satu pembuat Facebook Group, Win Bangalore Back, sebagai bentuk respon atas berita tentang anak 6 tahun yang mengalami pelecahan seksual di salah satu sekolah swasta di India bulan Juli lalu.

Grup yang dibuat oleh teman dari Mavis, Rajeev Ravindranath, telah memiliki 20.000 anggota hanya dalam waktu beberapa hari.

Mavis dan anggota lainnya melakukan demonstrasi yang dikenal dengan nama Red Brigade dimana sekitar 2.000 orang berpartisipasi untuk mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima begitu saja terjadinya kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan di kota mereka.

Selain demontrasi ada juga pembahasan mengenai bagaimana caranya menghilangkan rasa malu yang dialami korban serta memberikan inspirasi bagi komunitas setempat untuk melawan sikap apatis polisi.

Win Bangalore Back juga menjalin kerjasama dengan kantor kepolisian setempat untuk mengangkat isu penting ke permukaan dan memastikan bahwa tindakan tegas bisa diambil.
Mavis yang tinggal di Bangalore seumur hidupnya mengatakan bahwa kota ini menjadi kurang aman bagi perempuan beberapa tahun belakangan, namun Facebook Group merupakan tempat dimana setiap orang dapat mendapat dukungan dan merasa percaya diri untuk mendapatkan bantuan.

Banyak perempuan telah menyuarakan pengalamannya mengalami pelecehan seksual di area publik, dan anggota lainnya – pria maupun wanita – juga telah bersedia membantu melaporkan kejadian seperti itu serta menunjukkan dukungannya atas kaum perempuan.

Mavis mengatakan grup tersebut tidak hanya berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan perempuan, tetapi juga memperluas komunitas dan forum bagi mereka yang mengingikan Banglore yang lebih baik. (bagian-4/habis/awa/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buru Pelaku dari Video di Medsos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler