jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar sempat menghubungi juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi, sebelum Fredi Budiman dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Jumat (29/8) lalu.
Haris saat itu melemparkan testimoni Fredi yang ia simpan sejak 2014 kepada Johan.
BACA JUGA: Habibie: Menyusui Itu Peradaban
Hal ini diucapkan oleh mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen (Purn) Benny Mamoto. Saat munculnya tulisan berjudul Catatan Busuk Seorang Bandit, ia mengonfirmasinya kepada Haris mengapa informasi itu tidak dikonfirmasi dan dicari kebenarannya.
"Saat itu dia (Haris) mengaku sudah menelepon Pak Johan. Haris mengaku, teleponnya tidak digubris. Tapi ternyata bukan begitu kejadiannya,” kata Benny dalam diskusi bertema Hitam Putih Pemberantasan Narkoba di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/8).
BACA JUGA: Haris Azhar Dilaporkan, Publik Membaca Berlebihan
Menutur dia, Johan kala itu justru menjawab telepon Haris. Johan meminta kepada Haris untuk memberikan data yang terverifikasi dan terkonfirmasi kepada pihak-pihak terkait untuk diteruskan kepada Presiden Joko Widodo. Namun, kata Benny, Haris tidak bisa memberikan data-datanya.
"Ini terungkap saat acara ILC beberapa waktu lalu. Pak Johan, kata Haris, tidak mau meneruskannya kepada presiden karena tidak ada datanya. Ya memang prosedur meluruskan informasi kepada presiden harus data yang terverifikasi. Tak mungkin Johan mengirim informasi tak terkonfirmasi kredibel. Sudah napi, rekam jejaknya Fredi juga begitu. Masak tidak ada data apa-apa, padahal dia punya rentang dua tahun menyimpan informasi itu," tandas Benny.(Mg4/jpnn)
BACA JUGA: Kemenpora Siapkan Dana Rp 20 M untuk Bantu Pramuka
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taslim: Langkah TNI, BNN dan Polri Ini Menihilkan Partisipasi Rakyat
Redaktur : Tim Redaksi