jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menilai pertanian perlu ditangani dengan tindakan akseleratif, seluruh pihak terkait harus saling berhubungan untuk mengawal ketahanan pangan secara nasional.
Syahrul mengemukakan hal itu saat memberi sambutan pada penandatanganan nota kesepahaman pengembangan agroindustri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha dan perbankan.
BACA JUGA: SJUT Seharusnya Tak Masuk Target Pendapatan Daerah
Menurutnya, dengan akseleratif maka harmonisasi sinergi lintas sektoral dapat terbangun dan ketahanan pangan terbentuk selama masa pandemi COVID-19.
"Harus ada tindakan akseleratif, harus menemukan cara-cara baru dari hulu ke hilir, tidak hanya lingkup sektoral, tidak hanya nasional tetapi terkoneksi dengan semua unsur yang ada kaitannya. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bukti nyata,” ujar Syahrul dalam keterangannya, Kamis (26/8).
BACA JUGA: Butet Manurung Berbagi Pengalaman di OSKM ITB, Seru!
Di hadapan 2.400 peserta virtual meeting kali ini, Syahrul menyebut pertanian harus dibangun dengan integritas penuh berbasis kecerdasan artifisial melibatkan ilmuwan dan para pakar.
Pertanian dewasa ini menurutnya tidak lagi terfokus pada produktivitas.
BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar Melejit Bisa Jadi Gegara Peristiwa Waktu itu
Wujud nyata dari nota kesepahaman ini adalah tercapainya kepastian produksi hortikultura yang berkualitas.
Ketika produksi tercapai, petani tidak bingung untuk mencari pasar dikarenakan sudah ada off taker yang siap menerima hasil.
“Di kepala saya, pertanian itu ada petik dan olah. Jadi kita harus tahu berapa serapannya, ditaruh di mana dan di mana marketnya."
"Jadi MoU hari ini harus ada hasilnya. Di sinilah kita harus punya paradigma yang kuat agar bisa merubah diri, tata kelolanya diperbaiki. Saya bangga, jarang saya menandatangani MoU yang melibatkan off taker,” ucapnya.
Nota kesepahaman dilakukan antara Ditjen Hortikultura dengan Pemkab Garut, Temanggung, Wonosobo serta Pemkab Bantul.
Hadir perusahaan bidang makanan olahan dan perdagangan besar PT. Prima Sukses Sejati Abadi (Wings Food) dan PT. East West Seed Indonesia selaku perusahaan yang bergerak di bidang perbenihan hortikultura.
Dari sisi distribusi, Kementerian Pertanian menggandeng PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero.
Terkait fasilitas permodalan, pemerintah menggandeng perbankan yakni Bank Jabar dan Banten (BJB).
“Kami bersama–sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura menanam benih sayuran di Food Estate yang sudah disiapkan contohnya di Temanggung dan Wonosobo."
"Jadi petani diajak menanam benih dan hasilnya akan diambil oleh East West. Jadi East West Seed sebagai off takernya."
"Semoga acara ini tidak hanya ditandatangani saja tapi juga bisa berlangsung untuk jangka panjang sehingga petani bisa mengambil manfaatnya,” kata Direktur Utama PT. East West Seed Indonesia, Glenn Pardede.
Sementara untuk perusahaan bidang makanan olahan dan perdagangan besar PT. Prima Sukses Sejati Abadi (Wings Food) sebagai pengguna akhir memberikan apresiasi luar biasa atas kerja lintas sektoral ini.
“Senang banget ada progress yang cukup cepat dan terukur sehingga kita dapat melakukan penandatanganan MoU."
"Kami berharap dengan penandatanganan ini bisa lebih jelas lagi project-nya. Semoga semuanya lancar dari proses penanaman hingga panen dan sampai di pabrik kita dengan segar,” kata Purchasing Manager PT. Prima Sukses Sejati Abadi (Wings Food), Yulius.
Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa RNI dan BUMN Klaster Pangan akan meningkatkan kerja sama dengan berperan pada hilir pendistribusian hasil hortikultura.
“Sesuai dengan arahan Menteri Syahrul Yasin Limpo, kami siap berkontribusi pada hilir sektor hortikultura untuk penguatan sektor pertanian,” kata Arief.
Arief menjelaskan bahwa kerja sama ini bukan sebatas penugasan pemerintah melainkan inovasi bisnis BUMN pangan pada pendistribusian sektor pertanian.(**/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang