Hasil Survei: Banyak Juga ya yang Ingin Jokowi Maju Kembali di Pilpres 2024

Minggu, 20 Juni 2021 – 18:39 WIB
Tangkapan layar Peneliti sekaligus Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando, dalam peluncuran hasil survei nasional SMRC bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD", yang dilakukan secara daring, di Jakarta, Minggu (20/6/2021). (ANTARA/Syaiful Hakim)

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan cukup banyak responden yang menginginkan Presiden Joko Widodo maju kembali di Pemilihan Presiden 2024.

Persentasenya mencapai hingga 40,2 persen.

BACA JUGA: Viva Yoga Kritik Pihak yang Dorong Jokowi Maju 3 Periode, Begini

Meski demikian, persentase tersebut kalah dari jumlah responden yang tidak setuju Jokowi maju kembali.

Persentasenya mencapai 52,9 persen.

BACA JUGA: Wartawan di Sumut Tewas Ditembak, Komnas HAM Diminta Segera Bertindak

"Sekitar 52,9 persen menyatakan tidak setuju, sementara yang setuju 40,2 persen," ujar peneliti sekaligus Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando di Jakarta, Minggu (20/6).

SMRC merilis hasil survei bertajuk 'Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD' secara daring.

Survei kali ini juga menunjukkan mayoritas warga (74 persen) menghendaki agar ketetapan tentang masa jabatan presiden dua kali dipertahankan.

"Yang ingin masa jabatan presiden diubah hanya 13 persen, dan yang tidak punya sikap 13 persen," ujar Ade.

Menurut Ade, temuan ini menunjukkan bahwa narasi yang diusung kelompok-kelompok tertentu agar Presiden Jokowi bisa kembali bertarung dalam Pilpres 2024, tak didukung mayoritas responden.

BACA JUGA: COVID-19 Mengganas, Pemerintah Diingatkan Terkait Kebijakan yang Diambil Daerah

"Memang dukungan terhadap gagasan untuk mencalonkan Jokowi kembali sebagai presiden nampak cukup tinggi, yakni sekitar 40 persen," kata Ade.

Namun, lanjut dia, tetap persentase itu lebih rendah secara signifikan dibandingkan mereka yang menganggap Jokowi cukup menjabat dua kali yang mencapai 53 persen.

Apalagi, tambah Ade, 74 persen warga menyatakan tidak perlu ada perubahan dalam pembatasan masa jabatan presiden.

Dia melihat ada efek Jokowi terhadap sikap publik tersebut.

"Pada tingkat dasar, 74 persen publik ingin presiden dua periode saja. Tetapi, ketika disodorkan nama Jokowi untuk kembali maju pada Pilpres 2024, banyak yang goyah. Awalnya 74 persen yang menolak dua periode, menjadi 59,2 persen," jelas Ade.

Dia menyebutkan mayoritas warga berpendidikan tinggi menolak gagasan pencalonan kembali Jokowi dalam Pilpres 2024.

"Sekitar 75 persen warga berpendidikan tinggi Perguruan Tinggi menolak pencalonan tersebut, dan hanya 20 persen yang mendukung," ucapnya.

Menurut Ade, terdapat perbedaan pandangan antar kelompok latar belakang pendidikan, penghasilan dan agama berbeda dalam hal dukungan dan penolakan terhadap gagasan tersebut.

Dilihat dari latar belakang pendidikan, terdapat 75 persen warga dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yang menolak pencalonan kembali Jokowi sebagai capres 2024.

Kemudian 45 persen warga berpendidikan SD juga menolak gagasan tersebut.

Dilihat dari tingkat penghasilan, terdapat 62 persen warga dengan penghasilan di atas Rp 2 juta/bulan yang menolak gagasan pencalonan kembali Jokowi.

Sementara hanya 43 persen warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta/bulan yang juga menolak gagasan tersebut.

Survei nasional SMRC tersebut dilakukan pada 21-28 Mei 2021.

Penelitian melalui wawancara tatap muka ini melibatkan 1072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error penelitian lebih kurang 3,05 persen.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler