Hasri Zulkarnain Sebut PT Pelita Teknologi Global Target Laba 20 Persen hingga Sasar Luar Negeri

Kamis, 09 Februari 2023 – 01:58 WIB
Direktur Keuangan Pelita Teknologi Global Hasri Zulkarnain di sela-sela pencatatan perdana saham perusahaannya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (8/2). Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - PT. Pelita Teknologi Global (CHIP) melakukan pencacatan perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/3). Perusahaan yang tercatat dalam emiten ke-17 di BEI pada tahun itu pun langsung memasang target pendapatan sebesar 30 persen dengan perluasan bisnis hingga ke luar negeri.

Hal itu disampaikan Direktur Keuangan Pelita Teknologi Global Hasri Zulkarnain di sela-sela pencatatan perdana saham perusahaannya di Gedung BEI, Jakarta.

BACA JUGA: Kebanjiran Pemegang Saham Baru, IRSX Siap Melantai di Bursa Efek

Hasri mengatakan perusahaannta mengincar pertumbuhan pendapatan hingga 30 persen dan peningkatan laba bersih mencapai 20 persen pada tahun ini. Menurut pria yang akrab disapa Acek itu, target tersebut cukup realistis mengingat CHIP telah mengantongi pendapatan sekitar Rp 90 miliar sampai Rp 100 miliar.

"Di akhir tahun pendapatan sekitar Rp 90 miliar sampai Rp 100 miliar. Kalau di 2023 diharapkan naik 30 persen yaitu Rp 120 miliar," jelas Hasri.

BACA JUGA: Fenomena Goreng Saham, Jokowi Tak Ingin Rakyat Menangis Seperti Kasus Indosurya hingga Jiwasraya

Hasri mengatakan perusahaannya telah mengantongi penjualan sebesar Rp 56,63 miliar per 31 Juli 2022. Nilai tumbuh 70 persen secara tahunan dari Rp 33,25 miliar.

Di sisi lain, CHIP membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 5,01 miliar, di mana terjadi peningkatan 70 persen secara tahunan dari Rp 2,05 miliar di akhir Juli 2021.

BACA JUGA: Tak Ingin Peristiwa India Terjadi di Indonesia, Jokowi Minta Tukang Goreng Saham Diawasi

Pria yang tumbuh besar di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara itu menerangkan perusahannya juga sudah menerima pesanan chip yang tinggi pada 2023.

Dia mengeklaim CHIP telah mengantongi pesanan atau Purchase Order (PO) sekitar Rp 100 miliar-Rp 150 miliar.

Tak hanya itu, lanjut Hasri, pihaknya menargetkan kenaikan laba bersih hingga 20 persen. Target itu cukup realistis mengingat CHIP sepanjang 2022 berhasil mengantongi laba sekitar Rp 8 miliar-Rp 9 miliar.

"Di 2022 laba bersih sekitar Rp 8 miliar sampai Rp 9 miliar. Tahun ini kemungkinan tumbuh 10 persen sampai 20 persen untuk labanya," kata dia.

Hasri juga mengungkapkan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan Smart Card untuk operator seluler itu juga ingin melakukan ekspansi ke luar negeri, dengan tetap memperdalam pasar domestik.

Menurut dia, penetrasi ke pasar luar negeri sambil mengembangkan Internet of Things (IoT).

Adapun Pelita Teknologi Global merupakan vendor atau pemasok utama mulai dari chip hingga pengemasannya untuk Indosat Ooredoo Hutchison.

Tak hanya itu, CHIP juga memiliki kerja sama di Afrika untuk menyediakan chip bagi Zambia Telecom. Hasti menilai pangsa pasar di Zambia ini punya prospek yang bagus di tahun ini.

"Kami baru masuk Indosat dan Hutchison, jadi, nanti kami penetrasi pasar ke Telkomsel, Axiata dan mungkin Smartfren," jelas Hasri.

Patut diketahui, setelah melantai di BEI, harga saham CHIP naik 10 persen ke level Rp 176 dari harga penawaran umum, yakni Rp 160 per lembarnya. Harga tersebut cukup bertahan lama hingga pukul 10.40 waktu JATS.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 48 juta dengan nilai transaksi Rp 8,31 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 6.351 kali, dengan rentang harga penjualan Rp 101 sampai Rp 141 per saham. Lalu kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 323,9 miliar.

Perusahaan yang juga bergerak dalam bidang aktivitas konsultasi dan perancangan IoT, dan industri smart card itu merilis 200 juta lembar sahamnya. Besaran saham itu setara dengan 24,81 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Dukung Jutaan UMKM, FlexyPack Segera Melantai ke Bursa Saham


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler