Hasto Paparkan Syarat Kebangkitan Kepemimpinan Indonesia bagi Dunia

Rabu, 09 Maret 2022 – 16:30 WIB
Kandidat doktor Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto bersama Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Fathur Rokhman dalam upacara wisuda ke-110 Unnes di Semarang, Rabu (9/3). Foto: Tim Dokumentasi Hasto Kristiyanto.

jpnn.com, SEMARANG - Kandidat doktor Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto mengajak wisudawan Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggali kembali contoh kepemimpinan Indonesia bagi dunia oleh Soekarno-Hatta. 

Menurutnya, para pemuda perlu menggali kembali keseluruhan semangat kepemimpinan yang telah ditunjukkan oleh para pendiri bangsa tersebut. 

BACA JUGA: Biaya Proyek Sirkuit Formula E Membengkak Rp 10 Miliar, PDIP Curiga Begini

“Belajar dari kepemimpinan Bung Karno dan Bung Hatta, ada korelasi antara ide, gagasan, imajinasi, spirit, tekad, dan tindakan strategis di dalam mencapai visi kepemimpinan Indonesia,” kata Hasto dalam pidato inspiratif di upacara wisuda ke-110 Unnes di Semarang, Rabu (9/3). 

Hasto menjelaskan ada tujuh syarat yang harus dipenuhi supaya kepemimpinan Indonesia bagi dunia bangkit kembali.

BACA JUGA: Hasto Ingatkan Para Elite Partai Politik Soal Wacana Tunda Pemilu 2024

Pertama, ideologi Pancasila dan UUD 1945 harus dipahami semangat dan konsepsinya di dalam membangun kepemimpinan Indonesia. 

Kedua, adanya kepemimpinan strategis, yang memadukan ideologis yang memberikan arah, dengan teknokratis yang menghadirkan intelektual dalam agenda strategis guna membangun rasa percaya diri bangsa pada kekuatan sendiri. 

BACA JUGA: Megawati Sampaikan Pesan Bung Karno untuk Wisudawan Unnes

Ketiga, tersedia konsepsi pola pembangunan dalam perspektif jangka pendek, menengah, dan panjang. 

Konsep ini menjadi guideline policy dari seluruh penyelenggaran negara di dalam mewujudkan cita-cita nasionalnya. 

Keempat, pendidikan dan kebudayaan ditempatkan sebagai lambang supremasi kemajuan. “Di sini perguruan tinggi harus menjadi motor kemajuan,” tegasnya. 

Kelima, lanjut Hasto, penguasaan ilmu-ilmu dasar seperti matematika, kimia, fisika, dan biologi dengan berbagai variannya. 

Menurutnya, hal ini bersifat wajib dan harus dipacu pengembangannya secara progresif. 

“Di sini kehadiran BRIN harus memperkuat budaya riset dan inovasi menjadi kultur bangsa,” kata Hasto

Keenam, adanya sinergi koneksitas antara pemerintah, perguruan tinggi, BUMN, dan badan usaha milik swasta. 

“Tujuannya ialah mendorong budaya berprestasi, merit system di dalam mempercepat kemajuan menjadi bangsa yang berdikari,” paparnya. 

Hasto mengatakan syarat ketujuh, yakni bangsa Indonesia harus berani meletakkan nasib di tangan sendiri. 

Sebab, hanya bangsa yang berani meletakkan nasib di tangan sendirilah yang dapat berdiri dengan kuatnya. 

Oleh karena itu, Hasto mengajak Unnes dengan jejaring yang begitu luas, dan kepeloporannya di dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menggelorakan kemajuan Indonesia raya dari kampus. 

“Dengan menggalakkan riset dan inovasi yang membumi, yang mempercepat jalan Indonesia berdikari,” kata Hasto. (tan/jpnn)


Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler