jpnn.com, JAKARTA - Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia Erwinanto mengatakan penderita hipertensi yang tidak dikontrol akan menjadi kontributor tunggal untuk penyakit jantung, strok, dan gagal ginjal.
“Setiap peningkatan darah 20/10 mm/Hg, akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dua kali lebih tinggi,” katanya pada konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia secara virtual, Kamis (6/5).
BACA JUGA: Hipertensi juga Mengancam Orang Muda, Begini Cara Menghindarinya
Menurutnya, hipertensi dapat dikontrol dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres.
"Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%," lanjut Erwinanto.
BACA JUGA: Turunkan Hipertensi, Ini 4 Manfaat Menguntungkan Konsumsi Makanan Pedas
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Cut Putri Arainie menjelaskan pentingnya pencegahan faktor risiko.
“Begitu ada faktor risiko segera ubah perilaku, karena kalau sudah ada penyakit tidak menular termasuk hipertensi itu hanya bisa dikontrol sepanjang usia, sepanjang itu juga dia harus patuh minum obat sesuai anjuran dokter,” tutur dr. Cut.
BACA JUGA: 6 Manfaat Ajaib Pepaya, Nomor 1 Bisa Atasi Hipertensi
Untuk diketahui, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengungkapkan prevalensi hipertensi di Indonesia pada 2018 meningkat dibanding jumlah hipertensi pada 2013.
Pada 2013, prevalensi hipertensi hanya 25,8% sedangkan pada 2018 mencapai 34,1%.
Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis. (mcr9/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih