Hati-Hati Serangan Tomcat Kembali Muncul

Rabu, 23 November 2016 – 10:23 WIB
Tomcat. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA - Warga Surabaya harus berhati-hati karena serangan tomcat kembali muncul.

Kali ini hewan kecil berwarna hitam-oranye tersebut menyerang warga Tenggilis Mejoyo.

BACA JUGA: Kandidat Wagub Kepri, NasDem Jagokan Keluarga M Sani

Dia mengeluhkan kulit yang terasa gatal, terbakar, dan perih karena gigitan serangga dengan nama Latin Paederus littoralis itu.

"Saya terkena gigitan tomcat pada Jumat siang (18/11)," kata warga Tenggilis Mejoyo yang namanya enggan disebutkan kemarin (22/11).

BACA JUGA: Duh Anak Zaman Sekarang, Baru Kenalan Sudah Bolak-Balik Gituan

Dia lantas menunjukkan luka bakar di pundak kirinya.

Dia pun menceritakan awal mula gigitan tomcat itu. Saat dia berada di tempat kerjanya di Jalan Raya Tenggilis Mejoyo, ada serangga yang hinggap di pundaknya.

BACA JUGA: Kapolda: Minyak Curian Dijual ke Kapal Berbendera Malaysia

Nah, dia bermaksud mengusir serangga tersebut dengan cara memukulnya. Namun, setelah dicermati, serangga yang dibunuhnya itu adalah tomcat.

"Warnanya belang hitam-oranye," ujarnya.

Pria yang bekerja di salah satu tempat permak jins tersebut mengaku awalnya tidak merasakan sakit. Dia hanya merasa sedikit gatal di area yang terkena cairan tomcat. "Tapi, Sabtu pagi, setelah mandi, kok tambah gatal dan panas," ucapnya.

Selanjutnya, dia berobat ke puskesmas. Namun, hingga kemarin, lukanya belum sembuh.

Bahkan, dia mengungkapkan bahwa lehernya jadi kaku apabila digunakan menoleh ke kiri.

Kepala Dinas Pertanian Surabaya Joestamadji juga mengaku beberapa kali menerima laporan terkait dengan serangan tomcat.
Sebelumnya, dia mendapat laporan bahwa ada dua warga Flat Grudo yang terkena gigitan tomcat.

Mereka terkena gigitan di bagian di lengan tangan kiri dan leher.

"Setelah terkena cairan tomcat, mereka langsung dilarikan ke puskesmas. Jadi, luka bakarnya tidak terlalu parah," jelasnya.

Setelah mendapat laporan serangan tomcat di Flat Grudo, Joestamadji segera bergegas ke lokasi kejadian.

Petugas dari dinas pertanian diperintahkan menyemprotkan larutan insektisida organik di area flat itu.

"Sudah kami semprot dengan larutan campuran laos dan daun mamba. Sekarang sudah aman," tuturnya.

Joestamadji menjelaskan, tomcat atau semut semai sebenarnya hanya serangga biasa.

Hewan tersebut sebenarnya tidak menyerang manusia. Biasanya, tomcat muncul ketika awal musim penghujan.

"Tomcat itu termasuk hama. Kalau tiba musim panen, pasti banyak," ungkapnya.

Selain itu, dia menuturkan bahwa serangan tomcat tidak termasuk wabah. Sebab, musim tomcat tidak sama dengan demam berdarah dengue (DBD).

Luka bakar yang disebabkan tomcat juga tidak menular. Untuk itu, pihaknya tidak perlu menyemprotkan pestisida organik ke semua tempat.

"Kalau ada wabah DBD, pasti sudah diupayakan untuk fogging. Kalau tomcat tidak perlu," ujarnya.

Menurut Joestamadji, yang dibutuhkan warga adalah edukasi terkait dengan serangga tomcat.

Dia menyebutkan, ketika melihat tomcat, warga diimbau cukup membuangnya.

"Jangan dipites karena tomcat akan mengeluarkan cairan yang berbahaya," ucapnya.

Joestamadji juga menyatakan, ketika terkena cairan tomcat, warga diimbau langsung berobat ke puskesmas terdekat. (rst/c20/git/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Ditebas Dengan Parang, 4 Jari Putus, Kaki Patah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler