jpnn.com - JPNN.com - Bahan Bakar Minyak (BBM) solar yang dicampur minyak mentah marak beredar di provinsi Lampung. Hal ini sangat mengkhawatirkan masyarakat khususnya di daerah Sai Bumi Ruwa Jurai.
Tidak hanya berada di tingkat industri. Kini, peredaran solar oplosan sudah menjarah SPBU. Hal ini yang membuat Hiswanamigas mengkomplain adanya barang-barang ilegal yang masih kerap terjadi beredr di Propinsi Lampung.
BACA JUGA: Duh Gusti, Wanita Digilir 3 Pria saat Hujan Deras
Baru-baru ini, pada hari kamis (29/12/16) sekitar pukul 05.00WIB, telah ditemukan solar oplosan yang akan dikirim ke wilayah Fajarbulan Lampung Barat. Beruntung, pihak SPBU Fajarbulan mengetahui hal tersebut sehingga menolak untuk mengambil solar itu.
Pengawas SPBU 24.345.26 Fajarbulan Lampung Barat, Ahmad Jais menjelaskan, pihaknya pada hari kamis (29/12/2016) sekitar pukul 05.00WIB telah kedatangan pengiriman solar sebanyak 16 kilolter atau 16.000 liter.
BACA JUGA: BKD Geregetan Tak Ada Presensi Pegawai Setelah Liburan
Namun, saat dirinya mengecek solar yang dikirim oleh mobil tangki dengan nomor lambung 042 isi muatan solar 16 kiloliter milik Patraniaga tersebut, ternyata solar itu tidak memenuhi standar mutu.
"Awalnya memang kami yang minta sama Pertamina untuk mengirim solar. Pas mobil tangki yang diangkut oleh Patraniaga, kami mengecek solarnya dengan mengambil sampel. Ternyata, Densitasnya melebihi ketentuan. Maksimal kan batasnya 0,05 ternyata solar yang dikirim itu melebihi batas dan nggak sesuai dengan prosedur dan mutu solar. Makanya kami menolak pengiriman solar itu," ungkap ahmad Jaiz, kemarin (3/1).
BACA JUGA: Pemakaman 9 Korban Avanza Maut dengan 2 Acara Keagamaan
Menurutnya, penolakan tersebut dikarenakan muatan solar tidak sesuai standar mutu dari Pertamina. Baik dari densitas dan warna berbeda dari Depot Pertamina Panjang.
Sementara perwakilan Patraniaga, Ana, mengaku tidak mengetahui jika solar yang dikirim dari Depot Pertamina Panjang ke SPBU Fajarbulan Lampung Barat telah dicampur dengan minyak mentah. Hal ini dikarenakan dirinya telah mengurusi 264 orang sopir yang mengantar BBM ke beberapa SPBU di propinsi Lampung.
"Ini ada oknum yang bermain, saya tidak ada toleransi bagi sopir yang bermain dalam pengoplosan ini, saya akan tegas memecat oknum sopir ini,"tegasnya, kemarin.
Sopir Patraniaga yang mengangkut solar ke Fajarbulan Lampung Barat, Saripudin mengaku berangkat dari Pool Patraniaga pada hari rabu (28/12/2016) sekitar pukul 19.00WIB dan sampai di Fajarbulan Lampung Barat pada hari kamis (29/12/2016) sekitar pukul 05.00WIB.
"Saya sama kawan saya Pepen berangkat ke Fajarbulan, Kami pakai mobil nomor 042, mobilnya memang kurang layak, karena saya dapat tugas, makanya saya antar saja solar itu walaupun sampai disana subuh-subuh,"ucapnya.
Bagaimana dengan solar yang dibawa merupakan solar oplosan? Menurutnya, pihaknya tidak mengetahui jika solar yang diangkut dari Patraniaga ke SPBU Fajarbulan Lampung Barat merupakan solar oplosan. Sebab, pada saat mobil itu berjalan, dirinya dalam kondisi tidur.
"Saya nggak tahu isi muatannya. Setahu saya hanya solar. Saya tidur saat tiba dilokasi. Yang dalam mobil kan saya, Pepen dan Anton," ujarnya.(yud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Derita Anak, Sehari 2 Kali Digituin Ayah di Semak-semak
Redaktur : Tim Redaksi