BACA JUGA: Mulai 1 Januari 2011, Mobil Dilarang Pakai BBM Subsidi
Sementara berdasarkan nota keuangan, tahun depan utang Indonesia, baik dalam maupun luar negeri, diperkirakan bisa mencapai Rp 1.807,5 triliun, atau naik Rp 119,2 triliun dari proyeksi pemerintah dalam APBN-P 2010.Meski begitu, kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/11), Menteri Koordinator (Menko) bidang Ekonomi Hatta Rajasa, meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan nominal utang Indonesia yang meningkat
"Nilai utang ini masih wajar
BACA JUGA: TKI Dapat Kucuran KUR
Karena kalau melihat utang negara, jangan hanya dari nominalBACA JUGA: Stok BBM Subsidi Cukup 22 Hari
Yang harus dilihat, kemampuan bayar kita bisa lebih dari penghasilan," kata Hatta.Saat ini, jelas Hatta, posisi PDB mencapai USD 700 miliarSedangkan Gross National Product Indonesia (PNB Indonesia) per kapita mencapai USD 3.000Angka ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia semakin baik, padat modal, serta nominal utang sudah relatif kecil dibandingkan GDP"Rasio utang terhadap PDB itu tinggal sekitar 26 persen, dari prediksi target awal di 2010 sebesar 29 persenArtinya, kita sangat baik sekali mengelola utang, dan masih dalam target RPJM pada 2014 yang mencapai 24 persen," jelas Hatta.
Penurunan rasio utang tersebut, kata Hatta pula, terjadi karena PDB Indonesia terus meningkat dan utang luar negeri menurun, sehingga netto pinjaman menjadi turun"Artinya, kemampuan kita membayar utang luar negeri sudah jauh lebih besar dari pinjaman luar negeriKhusus untuk itu, maka Presiden meminta kita melakukan pengelolaan yang baikSumber-sumber pembiayaan kita harus lebih diarahkan ke dalam negeri," ucap Hatta.
Hingga memasuki kuartal III tahun 2010, utang pemerintah Indonesia terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1.044 triliun (64 persen), serta pinjaman sebesar Rp 583 triliun (36 persen)Bila dilihat dari nilai tukarnya, profil utang pemerintah itu dapat dibagi atas utang dalam mata uang rupiah sebesar Rp 890 triliun (55 persen), serta utang dalam valuta asing sebesar Rp 737 triliun (45 persen).
Sementara dari sisi persebaran jatuh tempo, akan ada kewajiban pembayaran utang sebesar Rp 518 triliun, yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 2011-2015 (5 tahun), serta (sebesar) Rp 424 triliun akan jatuh tempo antara tahun 2016-2020Sisanya, sekitar Rp 685 triliun, akan jatuh tempo antara tahun 2021-2042(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2011, Indonesia Ngutang Lagi Rp1.8 T
Redaktur : Tim Redaksi