JAKARTA – Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II pada 22 Oktober nanti genap berumur setahunIsu yang paling menarik dan kerap menjadi polemik adalah hasil evaluasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) terhadap kinerja menteri-menteri KIB II
BACA JUGA: Patrialis Akbar Tak Alergi Kritik
Terkait hal itu, lembaga nirlaba Developing Countries Studies Center (DCSC) Monitor mencoba mengupas kinerja 3 Menteri Koordinator (Menko) yakni dan Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, serta Menko Kesra Agung Laksono
BACA JUGA: Pastikan Calon Kapolri Tidak Berpoligami
Budiono, mengungkapkan, DCSC melakukan penelitian terhadap kinerja 3 Menko melalui analisis isi mediaKepada wartawan di Jakarta, Minggu (10/10), Zaenal merincikan, Hatta memperoleh proporsi pemberitaan di media paling besar di antara para Menko, yakni 75 pemberitaan (70.1%)
BACA JUGA: Kejaksaan Didesak Keluarkan SKPP Baru
Sementara Agung Laksono dan Djoko Suyanto hanya memperoleh pemberitaan di media masing-masing sebesar 16 pemberitaan (15.0%).”Hatta lebih banyak disorot media terkait kinerjanya sebagai Menko PerekonomianDan apresiasi media terhadap Hatta lebih baik dibandingkan terhadap Agung Laksono dan Djoko SuyantoArtinya, dari sisi citra di media Hatta Rajasa memperoleh citra yang cukup baik,” ulasnya.
Menurut Zaenal, dominannya Hatta Radjasa di pemberitaan media dibanding dua Menko lainnya cukup mengejutkanSebab, akhir-akhir ini gangguan keamanan dan terorisme lebih dominan di mediaZaenal pun menyebut beberapa peristiwa yang mewarnai pemberitaan seperti perampokan Bank CIMB, serangan kelompok bersenjata, kerusuhan Tarakan, ataupun bentrokan berdarah di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, serta penangkapan ribuan geng motor di Bandung.
”Seharusya, Menkopolhukan aktif memberikan informasi kepada publik melalui mediaNamun hal itu belum kelihatan jika ditilik dari besarnya pemberitaan tentang Djoko Suyanton selaku Menko,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, khusus Agung Laksono sebenarnya bisa terdongkrak dengan beragam isu populis yang digulirkan pemerintah”Tetapi mengacu analisa para pengamat bahwa kerusuhan yang marak terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh frustasi sosial yang dilatarbelakangi kemiskinan dan pengangguran, citra Agung Laksono di media menjadi surutAgung kurang aktif memberikan sosialisasi untuk melakukan program-programnya,” sebut Zaenal.
Soal metode penelitian Zaenal menjelaskan, pengumpulan data dilakukan pada 20 September – 3 Oktober 2010Adapun media yang dianalisis adalah 7 surat kabar nasional yakni Kompas, Media Indonesia, Indo Pos, Republika, Rakyat Merdeka, Suara Pembaruan dan Seputar Indonesia.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan dan menganalisa semua artikel tentang Hatta Rajasa selaku Menko Perekonomian, Agung Laksono (Menko Kesra) dan Djoko Suyanto (Menko Polhukam)“Yang dimaksud artikel adalah semua jenis tulisan yang ada di surat kabar, baik itu berita, opini, editorial, ataupun surat pembaca,” pungkasnya(awa/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MA Dituding Gunakan Kacamata Kuda
Redaktur : Tim Redaksi