Hayo Ngaku, Siapa Mencuri Dokumen dari Laci Aburizal Bakrie?

Pastikan Akom Bukan Pengkhianat

Jumat, 11 Maret 2016 – 18:19 WIB
Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - SLEMAN - Tim sukses Ade Komarudin di bursa calon ketua umum Partai Golkar merasakan semakin kerasnya kampanye hitam yang dilontarkan kubu pesaing. Para pendukung Ade bahkan sudah mencatat serangan-serangan dan potensi yang akan mendera politikus Golkar yang lebih beken disapa dengan nama Kang Akom itu.

Salah satu penggawa di tim sukses Akom, Bambang Soesatyo mengatakan, jagonya sudah diserang sejak namanya mulai mencuat di bursa calon ketua umum Golkar. “Yang pertama soal isu rangkap jabatan antara ketua DPR dengan ketua umum Golkar,” kata Bambang dalam jumpa pers di sebuah hotel di kawasan utara Yogyakarta, Jumat (11/3).

BACA JUGA: Mantan Kepala BKN: PNS Lulusan SMA Masih Dibutuhkan

Bamsoet -sapaan Bambang- menambahkan, serangan kedua yang mendera Akom adalah isu money politics. Sedangkan serangan ketiga adalah dugaan bahwa Akom menerima gratifikasi berupa fasilitas jet pribadi.

Yang terakhir, serangan ke Akom adalah masalah laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). “Jadi ada empat kali kampanye hitam ke Akom. Alhamdulillah peluru yang dipakai masih peluru hampa, nggak ada pengaruhnya,” tegas Bamsoet.

BACA JUGA: Ini Alasan Akom Pilih Jogja untuk Ucapkan Ikrar

Sedangkan potensi serangan lainnya adalah menggunakan isu surat pernyataan bahwa Akom tidak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar. Bamsoet menjelaskan, Akom memang menandatangani surat pernyataan di depan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.

Hanya saja, isi surat pernyataannya bukan soal janji untuk tidak mencalonkan diri di munas Golkar. “Yang ada adalah surat pernyataan tidak akan mendorong-dorong munas ketika Akom sudah jadi ketua DPR,” ucap Bamsoet.

BACA JUGA: Daerah Jangan Bagi Rata Anggaran ke SKPD

Lebih lanjut Bamsoet menegaskan, dirinya tahu persis soal isi surat pernyataan itu.  Pasalnya, kesepakatan agar Akom tidak mendorong munas itu diambil dalam pertemuan terbatas yang dihadiri Ical. “Kesepakatan untuk tidak mendorong munas itu karena Golkar munas Bali sedang dalam proses hukum,” katanya.

Yang jadi pertanyaan Bamsoet justru bocornya surat pernyataan itu dalam bentuk fotokopian. Sebab, mestinya surat pernyataan itu berada dalam file pribadi Aburizal.

“Itu artinya ada orang yang mencuri dokumen pribadinya ketua umum (Aburizal, red). Dan belum ada yang mengonfirmasi isi perjanjian itu,” tegasnya.

Sedangkan juru bicara tim sukses Akom, M Misbakhun menyatakan, tidak mungkin jagonya di bursa ketua umum Golkar itu mengkhianati Ical. Pasalnya, ada jasa Ical untuk mengantarkan Akom menduduki posisi ketua DPR.

“Beliau (Akom, red) malah menyatakan bahwa posisi ketua DPR itu merupakan jasa luar biasa Pak Aburizal Bakrie. jadi tidak mungkin pak akom berkhianat,” kata Misbakhun.(ara/JPNN)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, Persoalan BNN Hanya Masalah Kelembagaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler