Hebat! Dengan Keterbatasan Fisik Merantau Numpang Truk, Kini...

Rabu, 09 Maret 2016 – 09:28 WIB
Rasehatman Girsang saat bekerja. Foto: Metro Siantar/JPG

jpnn.com - RASEHATMAN Girsang (28) secara fisik punya keterbatasan. Namun, semangat dan niat untuk berkarya luarbiasa. Dia memiliki keahlian untuk bekal hidup mandiri.

SONDY SIPAYUNG- SIMALUNGUN

BACA JUGA: Hahaha, Tertawa Mengenang Gerhana di Jaman Pak Harto

Senin (7/3), wartawan Metro Siantar (Jawa Pos Group) berkunjung ke rumah Rasehatman di Jalan Jombit, Kelurahan Sondy Raya, Kecamatan Raya, Simalungun, Sumut. Pria yang akrab disapa Uttat ini terlihat serius memperbaiki hp. Tangannya sangat hati-hati memegang obeng untuk membuka satu per satu baut di hp BlackBerry di meja kerjanya.

Lulusan SMA Swasta GKPS Sondi Raya ini menceritakan, dirinya sempat merantau ke Jogjakarta pada tahun 2006 lalu. 

BACA JUGA: Sepenggal Cerita Ogoh-ogoh Bali di Sudut Belitung

Keberangkatannya ke Jogjakarta juga menyisakan kenangan manis yang tak akan pernah ia lupa. Saat itu dia menumpang truk ekspedisi bersama seorang temannya bernama Eryanto Girsang tujuan Jakarta, selanjutnya naik kereta api menuju Jogjakarta.

Sesampainya di sana, ia pun tinggal bersama saudaranya bernama Jonardi Girsang. Setelah tiba di Jogjakarta, terlintas dalam pikirannya untuk mengambil kursus keahlian teknisi handphone. Ia pun belajar selama dua tahun. Saudaranya pun setia untuk mengantar jemput untuk menuntut ilmu di salah satu tempat kursus di kota pendidikan itu. Dua tahun merantau, dia memutuskan balik ke kampong halaman.

BACA JUGA: PILU! 20 Tahun jadi Honorer Tiba-tiba Dipecat

Dan, pada akhirnya, anak ketiga pasangan JS Girsang dan N Saragih ini pun membuka kios ponsel dengan dukungan orangtuanya.

“Dari fisiknya, dia tidak dapat bekerja layaknya orang normal. Jadi kita patut bersyukur. Dia dulu punya tekad untuk belajar teknisi handphone, jadi dari keahlian yang ia punya, kita akan selalu mendukungnya,” kata N Sargih, ibunda Uttat, yang hadir di sela-sela perbincangan METRO SIANTAR dengan Uttat.

Setelah membuka kios ponsel sekaligus teknisi, pelanggan pun silih berganti menyambangi kios ponselnya. Ia pun dengan setia menunggu pelanggan setiap hari. Dan, saat ini, Uttat sudah bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa meminta uang lagi dari orangtuanya.

N Saragih juga meminta agar pemerintah memberikan perhatian khusus para penyandang difabel. Karena masih banyak teman-teman Uttat yang masih berjuang untuk hidup.”Jadi sangat kita harapkan pemerintah maupun orang terdekat untuk memberi perhatian agar kaum difabel itu tidak selalu tersudutka,” ujar N Saragih.

Uttat juga mengucap syukur, dimana dengan keadaannya saat ini,  ia masih dapat mencari nafkah dengan keahlian yang menjadi profesi baginya.

Sementara, teman-temanya pun cukup salut melihat keahlian yang dimiliki Uttat. Tommy Saragih, salah seorang temannya mengatakan bahwa kekurangan fisik Uttat ternyata bukan jadi penghalang untuk berkarya dan memiliki keahlian. (/ara/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Gerhana Matahari dan Pukul Gentong di Tanjung Kelayan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler