Heboh! Seorang Pendaki Nekat ke Puncak Gunung Merapi, Ada Videonya, Semoga Bermanfaat

Sabtu, 28 November 2020 – 18:55 WIB
Gunung Merapi. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, BOYOLALI - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) membenarkan informasi adanya seorang pendaki yang merekam kondisi kawah Gunung Merapi dan mengunggahnya di media sosial, Jumat (27/11) kemarin.

BPPTKG berharap, tidak ada lagi misi pendakian ke puncak Gunung Merapi seperti itu.

BACA JUGA: Gunung Merapi Keluarkan Asap, Sangat Jelas

"Kejadian kemarin, ada yang mendaki ke puncak, itu tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri," kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso pada Siaran Informasi Merapi yang ditayangkan melalui akun Youtube resmi BPPTKG, Sabtu (28/11).

"Kami sangat tidak menyarankan ada misi apa pun meskipun itu alasan mitigasi, ke puncak Gunung Merapi," imbuh Agus.

BACA JUGA: 5 Lutung Hitam Turun dari Lereng Gunung Merapi

BACA JUGA: Terpantau Banyak Longsoran Baru di Puncak Gunung Merapi

Sebelumnya, beberapa video yang diunggah pemilik akun @laharbara di Instagram ramai diperbincangkan di media sosial.

Dalam video berdurasi 33 detik, pemilik akun itu merekam peristiwa longsoran material yang sedang berlangsung di gunung yang telah berstatus Siaga itu.

Pemilik akun menuliskan tanggal pengambilan gambar kedua video tersebut pada 27-11-2020.

Dalam video lain yang berdurasi dua menit, pemilik akun juga merekam kondisi tebing kawah serta memperlihatkan keberadaan kubah lava yang diperkirakan memiliki tinggi 75 meter.

Menurut Agus, apa yang dilakukan seseorang yang ada dalam video tersebut amat berbahaya.

Pasalnya, berdasarkan data-data BPPTKG menunjukkan bahwa tebing kawah Gunung Merapi dalam kondisi tidak stabil.

Hal ini diperkuat dengan kejadian pada Ahad (22/11) saat terjadi guguran dinding kawah di Lava 1954 yang disebut sebagai kejadian luar biasa karena volume yang runtuh cukup besar dan kejadian tersebut merubah morfologi puncak.

"Bisa dibayangkan jika berada di situ maka itulah kondisi yang sangat berbahaya," kata dia.

Agus menuturkan bahwa pemantauan visual Gunung Merapi yang dilakukan BPPTKG telah menggunakan berbagai teknologi canggih sehingga tidak memerlukan upaya pengamatan langsung dengan mendaki ke puncak.

"Perubahan morfologi Merapi dapat diamati dari berbagai sisi dengan akurasi yang memadai. Teknologi drone dan satelit memungkinkan mendapatkan data visual tanpa harus memasuki daerah bahaya," kata dia.

Koordinator Bidang Operasi Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Endro Sambodo saat dikonfirmasi mengatakan bahwa seorang pendaki yang mengunggah video kawah Merapi merupakan sukarelawan asal Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Dia bernama Bakat Setiawan atau kerap disapa Lahar.

Endro juga tidak tahu bagaimana Lahar dapat mendaki hingga mencapai puncak Merapi.

Sebab dua jalur pendakian di Selo, Boyolali dan Sapuangin, Klaten telah ditutup sejak status Gunung Merapi aktif normal dinaikkan ke waspada pada Mei 2018.

"Kurang tahu apakah sudah berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat karena Merapi saat ini hanya bisa didaki dari Selo, Boyolali dan Sapuangin, Klaten," kata dia. (antara/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler