jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menanggapi positif pemberitaan Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang kini mendekam sebagai tahanan di Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Meskipun berita yang mewarnai media massa dan perbicangan di media sosial akhir-akhir ini bernada negatif, namun legislator asal Nusa Tenggara Barat itu meyakini, popularitas Novanto kian meroket.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Minta Johan Budi jangan Banyak Omong
Menurutnya, dengan naiknya popularitas Novanto yang juga ketua DPR justru menguntungkan karena semakin di kenal dan akan memudahkan untuk menjadi presiden.
"Novanto ini masih dibahas-bahas terus. Masih seksi. Saya khawatir Novanto makin populer dan bisa jadi presiden," ujar Fahri saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/11).
BACA JUGA: Papa Novanto Masih Pengin Nikmati Kekuasaan
Menurut politikus yang pernah dipecat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satu pertimbangan menjadi Presiden Indonesia adalah perlu dikenal oleh masyarakat.
“Setya Novanto sudah memiliki kriteria itu. Kan orang itu harus dikenal dahulu baru elektabilitasnya tinggi," katanya.
BACA JUGA: Fahri: Bebaskan Setya Novanto seperti RJ Lino
Sekadar informasi, Setya Novanto selalu saja membuat heboh masyarakat Indonesia. Pertama, soal awal dugaan keterlibatannya di kasus saham PT Freeport Indonesia, atau yang dikenal dengan Papa Minta Saham.
Setelah itu, berbagai kehebohan juga diperbuat mantan pria tertampan se-Surabaya ini. Misalnya beberapa kali dia terekam kamera wartawan saat sedang tertidur di dalam satu rapat ataupun pertemuan.
Kemudian ada lagi yang membuat heboh masyarakat adalah keterlibatan Ketua Umum Partai Golkar ini di kasus dugaan korupsi, proyek pengadaan e-KTP. Mulai dari masuk rumah sakit sampai menang praperadilan.
Terakhir, kecelakaan mobil yang ditumpangi Setya Novanto dan disopiri oleh Hilman Mattauch yang menabrak tiang listrik. Bahkan di media sosial sampai muncul hastag #SaveTiangListrik. (jpnn/cr2/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Sebaiknya Segera Mundur
Redaktur : Tim Redaksi