jpnn.com, MATARAM - Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB Zainul Majdi berpesan agar orang tua lebih teliti memilih lembaga pendidikan untuk menyekolahkan anaknya.
Pesan itu disampaikan RGB merespons kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat yang menjadi pembahasan publik.
BACA JUGA: Dipanggil Bareskrim Polri soal Penistaan Agama, Panji Gumilang Siap-Siap Saja
Saat ini tim dari pemerintah sedang melakukan investigasi untuk mencari fakta tentang ponpes pimpinan Panji Gumilang tersebut.
TGB mengatakan orang tua sebelum mengirim anaknya belajar ilmu agama, seharusnya mengetahui tentang lembaga pendidikan tersebut.
BACA JUGA: Jika Bareskrim Lembek, Anggapan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Punya Beking Jenderal Memang Benar
"Pilih pondok pesantren yang jelas," katanya melalui keterangannya kepada JPNN, Jumat (30/6).
Jelas yang dimaksud dktor ahli tafsir Al-Qur'an itu, jelas pendirinya, latar belakang pendirinya, hingga latar belakang pendidikannya.
BACA JUGA: Dipolisikan 113 Wali Santri Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan Siap Meladeni
Selain itu, perlu juga dilihat dari segi pandangan keagamaan, kontribusi kemasyarakatan, dan pandangan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jelas juga lembaga pendidikan ini mengajarkan keagamaan seperti apa, paham keagamaan seperti apa," ucap mantan gubernur NTB itu.
"Termasuk bagaimana diajarkan penanaman nilai akidah, ritual ibadah, dan komitmen kebangsaan kepada NKRI," sambungnya.
TGB berpesan jangan sampai orang tua menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan yang mengajarkan sikap menentang atau tidak setia pada NKRI.
"Pesan rasul da' maa yariibuka, tinggalkan apa yang meragukan," tegasnya.
Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) itu juga mengingatkan orang tua tidak terpaku oleh fasilitas pendidikan yang mewah atau tergoda dengan bangunan mentereng.
"Pendidikan esensinya adalah penanaman nilai," ujarnya.
Diketahui, baru-baru ini sistem pengajaran di Ponpes Al Zaytun Indramayu disebut terindikasi bertentangan dengan ajaran Islam.
Hal itu menyusul kontroversi yang ditunjukkan oleh Panji Gumilang yang mengucap salam ala Yahudi.
Al Zaytun juga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII) pada 2011.
Kemudian, pondok dengan bangunan megah itu disebut tertutup dengan warga sekitar.(mcr38/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Edi Suryansyah