jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) mendatangi Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman di Makostrad, Jakarta pada Rabu (29/9).
Kedatangan perwakilan BEM PTAI menemui Letjen Dudung bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus tabayun setelah heboh pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal TNI disusupi PKI.
BACA JUGA: HNW Sentil Letjen Dudung Soal Diorama G30S/PKI, Singgung Fanatik Beragama
Menurut Sekjen BEM PTAI Yayan Septiadi, mereka datang menemui Letjen Dudung meminta penjelasan mengenai tudingan TNI disusupi PKI tersebut.
"Kami tabayun kepada Bapak Dudung Abdurachman mengenai adanya isu di luar seperti TNI disusupi PKI," ucap Yayan dalam keterangan tertulis, kemarin.
BACA JUGA: Chandra Menduga Tawaran untuk Novel Baswedan Cs Upaya Menyelamatkan Wibawa Presiden
Dia menyatakan sebagai kalangan intelektual, isu TNI disusupi PKI tidak masuk akal. Yayan juga meyakini masyarakat sudah cerdas untuk mencerna tudingan itu.
"Kalau ada yang ngomong TNI disusupi PKI, pernyataan ngawur dan tidak jelas. Kami langsung mengunjungi ke sana untuk melihat museum bahwa nilai-nilai sejarah masih utuh," beber Yayan.
BACA JUGA: Tanggapi Langkah Kapolri, ART Ingat Kasus Penyidik KPK Diserang Oknum Polisi
Bagi BEM PTAI, tudingan TNI disusupi PKI merupakan fitnah dan pembodohan terhadap masyarakat.
Sebab, kata Yayan, rakyat mengetahui TNI menjalankan Sumpah Prajurit Sapta Marga dan memegang teguh ideologi Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.
"Semua orang juga tahu sejarah G30S/PKI, tidak mungkin TNI disusupi PKI. Pernyataan seperti ini pembodohan masyarakat," tandas Yayan Septiadi.
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo sebelumnya menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.
Hal itu terindikasi dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S PKI di Museum Darma Bhakti di Markas Kostrad. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam