Henricus Yulianto, Mantan Koki Pribadi Keluarga Muammar Kadhafi

Masak Tengah Malam hingga Dilarang Akses Internet

Senin, 31 Oktober 2011 – 11:00 WIB
Henricus Yulianto, mantan koki bagi pemimpin Libya Muammar Khadafi. Foto : JPPhoto

Berita tewasnya Muammar Kadhafi (20/10) di tangan rakyat Libya membuat Henricus Yulianto sangat terkejutSebab, selama menjadi koki di istana sang kolonel tersebut, dia mengenal Kadhafi sebagai sosok yang mencintai persahabatan

BACA JUGA: Siantarman Kumpul, Ada Sudi Silalahi, Surya Paloh, Hingga DL Sitorus

Inilah "rekaman pengalaman" Henricus selama "mengabdi" di keluarga Kadhafi

    
 FAJRIL MUBARAK, Padang
 
KAMIS (20/10) malam lalu, Henricus Yulianto sontak kaget saat beberapa televisi nasional mengabarkan kematian mantan Presiden Libya Muammar Kadhafi

BACA JUGA: Dr Is Fatimah, Manfaatkan Lempung dan Kulit Manggis untuk Menangkap Sel Tenaga Surya

Pria asal Kediri, Jawa Timur, itu trenyuh saat melihat sang kolonel tewas dibantai rakyat Libya seusai pertempuran di Kota Sirte.
 
"Kaget bercampur bingung juga sih
Sebab, bagi saya, sang kolonel begitu berkesan

BACA JUGA: Soegeng Soejono, 48 Tahun Jadi Orang Terbuang di Republik Ceko

Jauh dari kesan keras, kaku, sombong, dan otoriter yang sering distigmakan dunia BaratKarena itu, saya sangat heran melihat cara kematian dia (Kadhafi) yang tragis," ungkap pria 42 tahun tersebut saat mengawali perbincangan dengan Padang Ekspres (JPNN Group) di Hotel Mercure Padang, Jumat (28/10).
 
"Dia (Kadhafi) adalah pribadi penuh kehangatan dan persahabatanBegitu juga anak-anaknya," imbuhnya sambil mengingat kebaikan-kebaikan Kadhafi kepada penghuni istana, termasuk pegawai dan pengawal-pengawal setianya

"Kok bisa ya seorang presiden yang baik dan berkuasa selama 42 tahun itu tewas mengenaskan di tangan rakyatnya," kata Henricus yang mengaku sudah putus kontak dengan keluarga Kadhafi.
 
Menurut dia, sikap tidak simpatik justru ditampilkan para menantu perempuan Kadhafi"Justru sikap para istri putra sang kolonel yang terkesan arogan, otoriter, dan hidup mewah," celetuknya.
 
Setelah merespons kematian Kadhafi, pria yang kini bekerja sebagai executive chef di Hotel Mercure Padang itu menceritakan awal mula dirinya bekerja hingga dua tahun di istana presiden Libya"Saya bekerja di Padang ini baru empat bulanSaya memutuskan pulang dari Libya setelah negeri itu mulai bergolak awal 2011," jelasnya
 
Sebelum direkrut sebagai chef di istana Kadhafi, Henricus malang melintang menekuni kuliner, baik di dalam negeri maupun luar negeriDia menyatakan pernah menjadi juru masak di sebuah restoran Jepang di Miami, AS

"Saya tertarik masak-memasak sejak sekolah dasar, sejak melihat kakek-nenek mengolah bumbu picalLalu, saya mencoba untuk memasak nasi goreng untuk keluarga, ternyata banyak yang suka," beber pria yang tidak pernah bercita-cita menjadi chef tersebut.
 
Keinginan untuk menekuni profesi juru masak itu diwujudkan Henricus dengan memilih sekolah perhotelan di Surabaya hingga tamat pada 1992"Di sanalah awal saya terjun ke dunia perhotelan, khususnya bidang memasak," ungkapnya
 
Setelah itu, dia melamar bekerja sebagai juru masak di Hotel Sahid SurabayaLamarannya pun diterimaDari situ, dia meniti karir sebagai koki hingga ke dunia internasional"Saat itulah saya meningkatkan kemampuan dengan belajar memasak aneka menu Asia dan Western," jelasnya.
 
Henricus juga menceritakan, dirinya pernah berkeliling dunia dengan kapal pesiar Carnival Cruise Line"Saat di Miami, saya mulai mendalami pengolahan menu masakan Jepang dan Thailand," katanya
 
Hingga 2009, ungkap dia, dirinya kembali ke JakartaTak berselang lama, dia ditawari pekerjaan sebagai private chef (koki pribadi) di istana presiden Libya"Tanpa pikir panjang ketika itu, tawaran itu pun saya terima," ujarnya.
 
Awalnya, Henricus menyatakan susah beradaptasi saat bekerja di istana KadhafiSebab, semua hal harus diatur secara protokoler kepresidenanTiap sudut ruangan diawasi kamera tersembunyi (CCTV)Tidak hanya itu, semua fasilitas pribadi para pegawai istana dibatasi

"Dilarang membawa handphone, akses internet, kamera, dan lainnyaSemua diblokirYa, awalnya saya betul-betul kagok bekerja di sana," ungkapnya.
 
Selama di Libya, Henricus diposisikan sebagai private chef bagi putra kelima Kadhafi, Hannibal, serta istrinya yang seorang model, Aline SkaffSecara umum, pasangan itu menggemari menu masakan Prancis"Sekali-kali saya juga melayani KadhafiDia pun (Kadhafi, Red) lebih menyukai menu Arabic food, berbeda dari anak-anaknya yang gemar masakan Barat, terutama France food," jelasnya.
 
Khadafi diketahui memiliki dua istri, yakni Fatiha al-Nuri (1969?1970) dan Safia el-Brasai (1971?2011)Dari keduanya, sang kolonel mendapat delapan anak dan dua anak adopsiMereka adalah Muhammad Muammar al-Kadhafi, Saif al-Islam, Al-Saadi, Hannibal, Mutassim, Saif al-Arab, Khamis, dan Milad (adopsi)Anak perempuan Khadafi adalah Ayesha dan Hanna (adopsi).
 
Selama bekerja sebagai private chef Hannibal, ungkap Henricus, dirinya harus standby 18?20 jam sehari"Tak menentu lahKadang enak tidur, tapi tak jarang dibangunkan untuk memasak meski sudah malam menjelang dini hariKadang sarapan paginya bisa pukul 11.00," ujarnya

Dia menyebutkan, selama bekerja, dalam dua minggu sekali dirinya diizinkan untuk libur dan diganti chef dari ItaliaBagi Henricus, memasak di istana Kadhafi bukan perkara gampangSebab, semua juru masak harus menjalani pemeriksaan dan pengawasan yang ketat"Jadi, benar-benar steril," tegas pria yang mengaku baru pertama mengunjungi Kota Padang saat bekerja di Hotel Mercure Padang empat bulan lalu itu.
 
Henricus menceritakan, ketika Libya mulai bergejolak pada awal 2011, dirinya pun berancang-ancang untuk berhenti bekerja di istana"Surat pengunduran diri pun saya ajukanAwalnya, saya khawatir tak akan diberi izinAlhamdulillah, diizinkan," ucapnyaDia mengungkapkan, di Libya-lah dirinya memiliki banyak pengalaman hidup dalam masak-memasak
 
Selama dua tahun bekerja di Timur Tengah, Henricus jarang bertemu keluargaSeluruh orang terdekatnya tinggal di tanah kelahirannya, Kediri, Jawa TimurDia bersyukur keluarganya mendukung profesinya sebagai private chef"Saya pun tak punya beban selama bekerja," ujarnya(*/jpnn/c5/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baby Rivona, Pengidap HIV/AIDS yang Getol Berjuang Semangati Teman Senasib


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler